IPB University mengggelar acara Kick Off and Overview Program One Village One CEO secara daring, (21/9). Tahun ini, ada 114 mahasiswa dari seluruh fakultas di IPB University yang mengikuti program ini. Mereka akan terjun langsung ke lapangan di Jawa Barat, Riau dan Jawa Tengah.
Acara ini dihadiri oleh Rektor IPB University, Prof Arif Satria, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Dr Drajat Martianto, Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Bisnis, Prof Erika Budiarti Laconi, Koordinator Program SDGs Center PT Astra Internasional, Yogi Lasril dan Deputi Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Indonesia, Dr Myrna Asnawati Safitri.
“One Village One CEO ini penting untuk meningkatkan sociopreneur para mahasiswa serta untuk memberikan value dan efek bagi pembangunan desa. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diharapkan dapat bertumbuh dari aktivitas produktif masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kehadiran One Village One CEO ini sangat penting,” ujar Prof Arif Satria.
Menurutnya, mahasiswa dapat menjadi sumber inspirasi dan semangat bagi masyarakat desa agar terus berkontribusi dengan teknologi terkini terkhusus teknologi dalam bidang pertanian dan pengolahan,“ pungkasnya.
Menurut Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK), IPB University, Dr Alim Setiawan, program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) Sociopreneur ini merupakan scale up dari One Village One CEO and Innovation. “One Village One CEO and Innovation sudah dilakukan di 6 kabupaten dan 53 desa di Jawa Barat sejak tahun 2019. Program ini bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi dalam membangun ekosistem bisnis perdesaan berbasis unit usaha tingkat desa baik Badan Usaha Milik Desa (BUMdes), koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan juga potensi unggulan desa lainnya,” ujarnya.
Dari program ini, lanjutnya, mahasiswa bisa mengembangkan empati, menggali ide, menganalisis lingkungan dan juga membantu para pelaku ekonomi di desa untuk merencanakan bisnis berbasis potensi desa. Ke depannya, mahasiswa bisa mengembangkan bisnis secara mandiri setelah mendapatkan program ini.
“Program ini dilaksanakan dengan mengirim mahasiswa sebagai Chief Executive Officer (CEO) pendamping unit usaha di tingkat desa. Mereka berperan dalam peningkatan kapasitas, kelembagaan, peningkatan nilai produk, fasilitasi akses pembiayaan hingga fasilitasi akses pemasaran baik secara offline maupun Digital Marketing melalui berbagai platform,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini Dr Alim juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang selalu memberikan dukungan dalam program ini. Mereka adalah PT Astra Internasional, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove RI, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan juga lembaga lainnya.
“Saya berharap kegiatan ini dapat terus berkembang dan nantinya dapat menjangkau lebih luas lagi di seluruh wilayah Indonesia,” tutupnya.
Discussion about this post