Empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Ahmad Syarwani, Yusuf Kustianto, Moh Adrian Barra Akbar, dan Sasti Gona Fadhilah menjadikan Daun Bambu Tutul sebagai bahan pembuat masker nonmedis COVID-19.
Disinyalir, memiliki keefektifan mampu memfiletirasi virus COVID-19 diatas 70 persen sesuai dengan target yang ditentukan WHO.
Angka ini, jauh lebih tinggi dibandingkan masker nonmedis yang sudah beredar di masyarakat saat ini dengan filtrasi sebesar 26 persen untuk yang berbahan katun dan 23 persen dengan bahan nilon.
Ketua tim Ahmad Syarwani menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan bahan berefisiensi tinggi dalam memfiler virus COVID-19 melalui droplet yaitu dengan memodifikasi bahan selulosa yang didapat dari daun bambu tutul menjadi ukuran nano dan ditambahkan dengan gugus asetat.
“Kami membuat bahan masker nonmedis COVID-19 dari nanoselulosa asetat yang jauh lebih efektif dalam menyaring virus daripada bahan masker nonmedis yang sudah ada saat ini,” kata Syarwani.
Dalam proses pembuatannya, Ahmad Syarwani menjelaskan daun bambu diambil selulosanya kemudian dijadikan ukuran nano menjadi Nanoselulosa.
Setelah itu, diproses asetilasi dengan menambakan gugus Asetat pada Nanoselulosa. Setelah itu, Nanoselulosa Asetat diproses dan dicetak menjadi bahan masker nonmedis COVID-19.
“Kami berharap kedepannya dunia industri dapat memproduksi bahan masker nonmedis COVID-19 dari selulosa daun bambu ini secara massal yang memiliki keunggulan mampu menyaring virus COVID-19 melalui droplet yang bertebaran di udara.
Selain itu, penelitian ini dapat menjadi salah satu langkah dalam menanggulangi limbah daun bambu yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan selama masa pemanenan,”kata Barra yang merupakan salah satu anggota tim riset.
Dibawah bimbingan Prof. Dr. Drs. Warsito, M.S., tim PKM Nanoselulosa Asetat Daun Bambu akan berjuang dalam kompetisi PIMNAS dalam kategori Riset Eksakta. (UB)
Discussion about this post