Kita saat ini hidup di dunia digital yang serba cepat. Sepertinya kita baru saja menyambut Industri 4.0 tetapi pembahasan mengenai Society 5.0 sudah meningkat. Dalam rangka mengikuti dan menjadi tetap relevan dengan tren saat ini, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan The Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) kembali berkolaborasi dengan konferensi virtual bersama pada 12-13 Oktober 2021.
Konferensi ini adalah The 6th International Conference on Media Studies (CONMEDIA) and The 2nd International Conference on Smart Cities, Automation, and Intelligent Computing Systems (ICON-SONICS). Kedua konferensi ini diselenggarakan dua tahun sekali oleh UMN.
Dr. Eng. Niki Prastomo, S.T., M.Sc, Dekan Fakultas Teknik dan Informatika sekaligus Ketua Umum konferensi ini menjelaskan bahwa CONMEDIA dan ICON-SONICS adalah acara internasional dimana peneliti internasional dan lokal berkumpul untuk membahas tren teknologi digital saat ini.
Terlepas dari kemajuan yang pesat, UMN juga mencatat pentingnya keberlanjutan.
“Kemajuan yang ingin kami capai adalah yang menjaminkan keberlanjutan, terutama dalam pembangunan. Dalam lingkungan digital yang dinamis ini, saya yakin anda akan menemukan banyak potensi dan kemungkinan untuk membuat kemajuan lain dalam pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia,” ucap Dr. Ninok Leksono, M.A., Rektor UMN.
Konferensi yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan empat keynote speaker yaitu Prof. Dr. Ir. D.A.I. Marpaung, Ketua kelompok Nanofotonik Nonlinier. Jessy Abdurrahman, CEO ZI.CARE Indonesia. Rifai Chai, dosen dari Swinburne University of Technology, Australia. Irawan Harahap, S.T.,M.M., Chief of Digital Tech Ecosystem & Development di Sinar Mas Land.
Para pembicara utama menyentuh bagaimana inovasi teknologi seperti big data, Artificial Intelligence (AI) dimasukkan dalam isu atau tantangan sosial. Diskusi mereka sejalan dengan konsep Society 5.0.
“90% data dunia diciptakan hanya dalam dua tahun terakhir, jadi kita benar-benar berada di era informasi, era data, era komunikasi,” ujar Prof. Marpaung saat presentasinya. Peningkatan besar dalam informasi ini juga dikenal sebagai Big Data.
Society 5.0 pertama kali diperkenalkan oleh Jepang pada KTT G20 di Osaka, mereka menggambarkannya sebagai “Super Smart Society”. Menurut situs web Pemerintah Jepang, Kantor Kabinet, Society 5.0 adalah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik. Ini adalah tipe masyarakat yang dicita-citakan Jepang.
Penelitian Dr. Chai adalah contoh sempurna dimana masalah sosial dipecahkan dengan inovasi teknologi, spesifiknya dengan bantuan AI, sebuah teknologi yang saat ini semakin berkembang secara global. Penelitiannya menggabungkan AI dan Brain-Computer Interface (BCI).
“BCI mengukur aktivitas otak manusia dan dalam penelitian, kami mencoba untuk menemukan aktivitas otot yang normal. Tren penelitian BCI telah berkembang sejak tahun 1990, mencapai angka tertinggi pada tahun 2020. Ada 900 publikasi tentang BCI pada tahun 2020. Ini adalah teknologi mutakhir, banyak peneliti di universitas secara global yang mencoba menerapkan BCI dalam penelitian mereka,” jelas Dr. Chai.
Selama presentasinya, ia menunjukkan bagaimana ia berhasil mengendalikan kursi roda hanya dengan sinyal otaknya menggunakan metode non-invasif BCI. Dimana gelombang otak pasien akan diukur menggunakan sensor yang dipasang di area kulit kepala tanpa perlu operasi dan kontak langsung dengan otak.
“Kami hanya memanfaatkan sinyal otak, dan kami dapat menggunakannya untuk membantu manusia berkomunikasi atau mengendalikan berbagai hal. Ini khusus untuk penyandang disabilitas berat, misalnya tangan tidak bisa berfungsi dengan baik tapi otaknya bisa. jadi idenya di sini adalah kita menggunakan sinyal otak untuk membantu mereka berkomunikasi, mengontrol beberapa hal seperti misalnya kursi roda,” kata Dr. Chai.
Menyinggung tentang keberlanjutan, inovasi, juga AI, Harahap berbagi bagaimana Sinar Mas Land saat ini berusaha menjadikan BSD City menjadi Smart City. Mereka mencoba menjawab tantangan dunia baru: manajemen kota dan ekonomi yang lebih baik, kehidupan warga yang berkualitas, dan lingkungan yang sehat untuk generasi mendatang.
Harahap berbagi bagaimana mereka akan mengintegrasikan pusat komando yang didukung oleh ratusan kamera CCTV dengan AI tertanam di dalamnya yang akan membantu lalu lintas. Hal lainnya adalah koneksi data berkecepatan tinggi dan layanan digital, dan juga peningkatan layanan pelanggan mereka. Semua ini bertujuan untuk sepenuhnya mendukung kebutuhan pelanggan mereka. Mereka bahkan memiliki program untuk meningkatkan bisnis start-up lokal yang berspesialisasi dalam teknologi.
Selain membuat BSD City lebih cerdas, Sinar Mas Land juga bermimpi untuk menciptakan kawasan hijau pertama yang telah direalisasikan pada tahun 2011.
“Distrik ini telah disertifikasi oleh otoritas bangunan dan konstruksi Singapura. Setiap bangunan akan disertifikasi untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas,” ucap Harahap.
Selain presentasi dari para keynote speakers, konferensi ini juga memberikan kesempatan kepada akademisi lain untuk mempresentasikan makalahnya sesuai dengan tema dan topik yang diberikan. Penghargaan juga diberikan kepada makalah terbaik yaitu:
- Makalah Terbaik CONMEDIA 2021: “Detecting Hate Speech on Memes using FixEfficientNet-L2.” By: Dandi and Monika Evelin Johan (Universitas Multimedia Nusantara).
- Makalah Terbaik ICON-SONICS 2021: ‘Method Analysis on Support Vector Machine and Fully Connected Neural Networks on Mental Health Among Tech Workers.’ By: Abdi Dharma, Hartati Pasaribu, Linda Apriyani Aritonang, Agusman Telaumbanua, Victor Trismanjaya Hulu, Frans Judea Samosir and Andrian (Universitas Prima Indonesia, Indonesia).
Semua presentasi oleh pembicara utama dan pembicara lainnya menghasilkan diskusi yang sangat bermanfaat dan berkualitas di antara semua peserta, memenuhi tujuan konferensi ini. Kami berharap konferensi ini akan menginspirasi penelitian-penelitian baru di masa depan dan bahkan kolaborasi.
By Levina Chrestella Theodora | UMN News Service
Baca Juga : Dosen UMSIDA Lakukan Inovasi Aplikasi Akuntansi UMKM
Discussion about this post