Academiamu
No Result
View All Result
Rabu, Mei 14, 2025
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
Subscribe
Academiamu
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
No Result
View All Result
Academiamu
No Result
View All Result
Home Info Kampus

Dewan Guru Besar IPB University Berikan Rekomendasi Terkait Transformasi Kebijakan Subsidi Pupuk

by academiamu
Oktober 30, 2021
in Info Kampus, Inspirasi
Reading Time: 3 mins read
A A
Dewan Guru Besar IPB University Berikan Rekomendasi Terkait Transformasi Kebijakan Subsidi Pupuk
156
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Setelah sekian tahun kebijakan pupuk bersubsidi diterapkan, belum ada peningkatan produksi yang signifikan dan berimbang. Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin SE, mengkritisi beberapa kebijakan pemerintah terkait subsidi pupuk tersebut. Ia mempertimbangkan apakah e-RDKK (Sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani) masih harus dipertahankan. Ia turut menyinggung Kartu Tani yang dinilai masih belum efektif penggunaannya terutama bagi petani di pelosok. 

Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Seri 6 dengan tema Transformasi Kebijakan Pupuk Indonesia yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar (DGB) IPB University.
Sudin, sangat mendukung upaya legislatif dalam memberdayakan petani. Namun mekanismenya masih perlu diperbaiki. Perlu adanya langkah-langkah perbaikan sistem pupuk bersubsidi karena kebocorannya tinggi. Baik diperbaiki di hulu maupun hilir. 

RelatedPosts

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Soal Daya Beli Melemah di Masyarakat, Ini Kata Pakar Ekonomi UM Surabaya

“Subsidi pupuk harus fokus pada peningkatan produktivitas sehingga harus ada upaya mengurangi terjadinya kasus penggunaan pupuk bersubsidi oleh yang tidak berhak. Terutama di wilayah-wilayah yang banyak terdapat perkebunan,” terangnya. 

Sementara itu, Guru Besar IPB University, Prof Muhammad Firdaus turut menyampaikan beberapa rumusan penting yang dirangkum oleh Dewan Guru Besar IPB University.  Menurutnya, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam subsidi pupuk. Yakni tujuannya harus jelas. Kedua, lebih baik disinergikan dengan pembangunan pertanian secara umum. 

“Paradigmanya juga sudah harus menuju SDGs (Sustainable Development Goals). Produktivitas seharusnya juga sudah diukur dengan nilai tambah per hektar,” ujarnya.

Ia menambahkan, beberapa rekomendasi kebijakan dari DGB IPB University saat ini adalah untuk jangka pendek karena subsidi pupuk masih diperlukan demi menjaga ketahanan pangan. 

“Pupuk merupakan instrumen pemberdayaan saat petani tidak memiliki akses pada kredit. Tercatat hanya sebagian kecil petani yang memiliki akses kredit, meskipun saat ini alternatif seperti Peer to Peer lending terus berkembang,” ujarnya.
Menurutnya, secara bertahap perlu pengalihan anggaran subsidi pupuk ke instrumen lain. Misalnya subsidi harga pokok, direct income dan mendukung subsistem agribisnis. Diperlukan juga grand design jangka pendek dan jangka panjang untuk proses pengalihan. 

“Untuk efektivitas subsidi, diperlukan kesepakatan dalam tujuan subsidi dan cakupan komoditas, sasaran dan validasi data petani penerima dan validasi e-RDKK secara otomatis. Ketepatan waktu perencanaan dan eksekusi di lapangan dan pengaturan distribusi secara terbuka juga penting,” jelasnya.

Ia menambahkan, subsidi pupuk langsung harus diterapkan dengan memanfaatkan teknologi informasi demi mencegah kebocoran. BUMN produsen pupuk diarahkan untuk lebih mengembangkan pupuk non subsidi. Terutama untuk memenuhi kebutuhan hara komoditas bernilai ekonomi tinggi. Jenis pupuk subsidi diarahkan pada pupuk majemuk atau NPK.

“Untuk meremajakan tanah, diperlukan upaya secara masif seperti upaya pengembalian jerami ke tanah. Teknologi pengembalian jerami secara berturut-turut selama tiga tahun tersebut merupakan hasil penelitian IPB University. Hasilnya dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik sampai 30 persen,” tuturnya. 

Menurutnya, pemerintah juga harus mendorong fasilitas penyediaan mikroorganisme sebagai alternatif penyedia unsur hara. Sehingga dapat turut mengakomodir target SDGs.

 “Ke depan, subsidi majemuk harus diproduksi seoptimum mungkin sesuai kebutuhan hara di lokasi,” terangnya. Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan soil big database dengan integrasi data berbagai pihak termasuk perguruan tinggi. Penerapan pertanian presisi serta pengembangan skema closed loop melalui kerjasama pentaheliks juga poin yang penting. (MW/Zul, IPB)

Baca Juga : 26 Mahasiswa UM Surabaya Lolos Program Pejuang Muda Kemensos RI

Tags: IPB

Discussion about this post

ADVERTISEMENT
Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN

Popular News

  • Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    1223 shares
    Share 489 Tweet 306
  • Prof. Dr. Muji Setiyo, S.T., M.T Guru Besar Termuda di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

    454 shares
    Share 182 Tweet 114
  • Peran Statistika Dalam Era Digital

    305 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Dirjen Pendidikan Tinggi : Mahasiswa Kembali Beraktivitas di Kampus

    301 shares
    Share 120 Tweet 75
  • WANITA BERKERUDUNG ITU PENDIRI UNIVERSITAS PERTAMA DI DUNIA

    280 shares
    Share 112 Tweet 70

Recent News

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Maret 31, 2025
Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Maret 25, 2025

Kategori

  • Advetorial
  • blog
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh

Site Navigation

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

ACADEMIAMU

“Berita Academia Nomor Satu Di Indonesia.”

 

“The greatest leader is not necessarily the one who does the greatest things. He is the one that gets the people to do the greatest things.”

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif

No Result
View All Result
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepage
    • Beranda
    • Advetorial
    • Info Kampus
    • Inspirasi
    • Internasionalnews
    • Opini
    • Sainstekno
    • Sosok
    • Tokoh

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif