Prof Clara M Kusharto MSc dan Dr Tiurma Sinaga, MFSA, pakar gizi masyarakat dari Fakultas Ekologi Manusia (Fema), IPB University berikan edukasi gizi kepada warga Desa Telabela Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), (1/11). Selain edukasi, keduanya juga mempraktikkan cara membuat makanan formula cair ClariMoringa untuk dikonsumsi oleh anak balita yang terindikasi mengalami stunting.
Menurut Prof Clara, kegiatan ini merupakan bagian dari program intervensi Tim Peneliti IPB University sebagai implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kedaireka Matching Funds 2021.
“Kegiatan kali ini mengangkat tema Intervensi Terintegrasi di Desa Tesabela Kabupaten Kupang-NTT: Menuju Masyarakat Bebas Stunting dan Mandiri (Bestari)” dimana misi program ini adalah membantu Pemda dan masyarakat NTT mengatasi masalah kemiskinan dan stunting,” imbuhnya.
Prof Clara menyebutkan bahwa dalam program ini, ada banyak tenaga ahli yang terlibat. Yakni tenaga ahli di bidang perikanan, ahli pertanian, ahli pangan dan gizi, serta ahli peternakan. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana), Yayasan Kasih Roslin, Fits Mandiri, Stechoq dan Dapur Kelor.
“Kerjasama ini untuk mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi perguruan tinggi dengan komersialisasi industri demi kemajuan bangsa Indonesia,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa program kerja ini meliputi kegiatan penelitian, edukasi gizi dan pelatihan kepada masyarakat. Sasaran utamanya adalah balita stunting, ibu hamil dan menyusui, remaja muda, calon pengantin (catin) dan warga lainnya.
Dari penelusuran data, tercatat ada 12 anak balita stunting di Desa Telabela yang menjadi fokus perhatian penting saat ini. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini mereka diajari cara mengolah dan memanfaatkan tepung lele “Clarias”, tepung kelor dan tepung soya menjadi bentuk pangan yang mudah dibuat dan didapat, juga memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Selain ClariMoringa, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) 3 Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) NTT mendemonstrasikan proses pembuatan berbagai makanan berbasis tepung lele dan tepung kelor oleh Ketua Pokja 3 TP-PKK, NTT. Tujuannya adalah agar ibu-ibu yang memiliki balita dapat mempraktikkannya di rumahnya masing-masing sehingga dapat menyediakan pangan yang bergizi untuk membantu NTT menangani stunting.
Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan edukasi masyarakat mengenai pemanfaatan lahan kering kebun/tegalan dengan budidaya tanaman pepaya dan kelor oleh Dr Endang. Masyarakat juga mendpaatkan paket urban farming (benih sayuran, kelor, polibag).
“Harapannya masyarakat dapat melakukan budidaya sayuran di pekarangan rumahnya agar dapat memenuhi dan meningkatkan gizi keluarga,” ujar Dr Endang.
Pada kesempatan ini dilakukan juga penyerahan bantuan mesin pengering daun kelor kapasitas 10 kilogram oleh Prof Darda Effendi dan paket telur ayam kaya Vitamin A hasil budidaya ayam KUB Undana kerjasama dengan ahli Peternakan IPB University.
“Hal ini bertujuan untuk mensinergikan kegiatan, dari mulai produksi hingga konsumsi. Sehingga masyarakat tidak hanya bisa menanam sumber pangan, melainkan dapat mengolahnya hingga menyiapkannya menjadi makanan bergizi tinggi,” ujar Prof Darda.
Kegiatan yang selanjutnya masih akan dilakukan adalah intervensi masyarakat untuk dapat memproduksi sumber protein hewani. Pada program ini dipilih komoditas ikan lele sebagai objek utamanya karena dapat dibudidayakan dengan mudah, cepat besar dan tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak, sesuai kondisi NTT yang cenderung kering. (Pakar Gizi IPB University/Zul)
Baca Juga : UI Jalin Kerja Sama dengan PBNU
Discussion about this post