Mengembangkan teknologi dengan tetap memperhatikan proteksi kepada nilai kemanusiaan, itulah yang menjadi tema utama acara puncak peringatan Dies Natalis ke-61 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Rabu (10/11). Digelar secara hibrida di Auditorium Gedung Research Center ITS lantai 11, nilai tersebut diwujudkan dengan pemberian Penghargaan 10 Nopember kepada almarhum Dr HC KH Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur.
Sesuai tagline ITS, pada gelaran Dies Natalis ITS ke-61 tahun ini tema yang diusung adalah Advancing Humanity. Tema tersebut mempunyai arti memajukan kemanusiaan dengan berlandaskan kepada tujuan ITS sebagai perguruan tinggi yang berperan aktif dalam pencerdasan bangsa. Nilai Advancing Humanity juga bermakna bahwa ITS akan terus berkontribusi memajukan derajat kehidupan dan peradaban melalui pengembangan sains, teknologi, dan inovasi untuk kemaslahatan manusia.
Dalam peringatan hari jadinya ini, dilaksanakan pemberian penghargaan kepada beberapa sivitas akademika ITS, tokoh masyarakat, maupun mitra ITS yang dianggap mempunyai kontribusi terhadap masyarakat luas atau memiliki pengaruh dalam kerja sama yang dilakukan dengan ITS. Salah satunya, pemberian Penghargaan 10 Nopember kepada Presiden ke-4 Republik Indonesia, almarhum Dr HC KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang diwakili oleh putri ketiganya Anita Hayatunnufus Wahid.
Gus Dur dipilih sebagai penerima penghargaan karena dianggap berjasa dalam perkembangan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS. Anita mengatakan, Gus Dur mendorong pendirian Fakultas Teknologi Informasi (sekarang bergabung dengan Fakultas Teknologi Elektro menjadi Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas). “Beliau menganggap bahwa teknologi informasi akan sangat penting di masa depan, sehingga beliau mendorong kebijakan tersebut,” jelasnya.
Anita menambahkan, apa yang disampaikan oleh Gus Dur memang terlihat sangat santai, namun sebenarnya sudah dipertimbangkan secara matang dan melalui pertimbangan yang sangat jauh melampaui masanya. “Semasa Gus Dur hidup beliau menghidupi sembilan nilai yang kemudian kami jadikan pedoman dalam laku tindak kami serta kami perjuangkan seperti yang beliau contohkan,” tuturnya.
Kesembilan nilai kehidupan tersebut adalah ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, persaudaraan, pembebasan, kesederhanaan, kesatriaan, dan kearifan lokal. Anita menerangkan, dengan adanya perkembangan teknologi digital, maka yang menjadi sangat krusial dibangun adalah pembangunan manusia. Bahkan pembangunan manusia menjadi sangat penting. “Bukan hanya itu saja, pembangunan ‘kemanusiaan’ menjadi luar biasa penting,” tegasnya mengingatkan.
Setelah mengetahui bahwa terdapat kampus berorientasi teknologi dengan motto Advancing Humanity atau memajukan kemanusiaan, Anita merasa senang mengetahui hal tersebut. “Kita sudah melihat sendiri selama ini bahwa teknologi digital dibiarkan berkembang secara liar tetapi kemudian menghancurkan kemanusiaan,” ujar Anita.
Penghargaan bergengsi lain dari ITS yang diberikan pada perhelatan Dies Natalis kali ini adalah Penghargaan Angka Nitisastro. Tahun ini, penghargaan tersebut diberikan kepada Prof Ir Soegiono, Ir Widi Agus Pratikto MSc PhD, dan Dr Ir Patdono Suwignyo MEngSc. Ketiganya dinilai sangat berjasa dalam membangun dan mengharumkan nama ITS.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga sempat menyampaikan sedikit orasi ilmiah dan ucapan selamat atas Dies Natalis ke-61 ITS secara virtual. “Kesehatan untuk kemanusiaan merupakan kolaborasi antarprofesi, tidak hanya dalam bidang kesehatan namun juga bidang yang terkait dengan kesehatan,” ujarnya mengingatkan.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng dalam sambutannya mencoba melihat kembali perjalanan ITS semenjak pendiriannya pada tahun 1957. Rektor yang kerap disapa Ashari ini mengatakan, berbagai inovasi telah diimplementasikan ITS untuk kemajuan masyarakat. Salah satunya adalah keterlibatan ITS dalam bidang elektrifikasi daerah terpencil.
Pada tahun 1980, tambahnya, ITS telah terlibat dalam perencanaan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Banyuwangi. Di tahun 1990, ITS juga telah menerapkan listrik tenaga surya (Solar Home System) untuk 38 Kabupaten di Jawa Timur. Di tahun 2021 ini, ITS juga telah melakukan pengembangan Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Benowo, Surabaya.
Tidak hanya itu, Ashari memaparkan bahwa ITS juga berkontribusi besar di bidang kesehatan, berkat perpaduan penerapan ilmu teknologi dan kesehatan yang beriringan. Produk yang dihasilkan adalah pemodelan 3D dan manufaktur aditif (AM) implan medis. “Model ini meniadakan prosedur manual pembedahan sehingga prosedur pembedahan dapat terencana lebih akurat,” tuturnya.
Terkait pencapaian ITS, Ashari merasa bangga akan prestasi yang telah diraih oleh sivitas akademika ITS maupun prestasi ITS sebagai perguruan tinggi. Menurutnya, kiprah mahasiswa dan dosen ITS yang berhasil meraih penghargaan internasional merupakan bukti bahwa lulusan ITS dapat bersaing di kancah global. “Puncaknya, tahun ini kita berhasil menjadi yang terbaik di Indonesia dan meraih peringkat 64 dunia dalam Impact Ranking yang dilakukan oleh Times Higher Education (THE),” ungkapnya bangga.
Sehubungan hal tersebut, ia menambahkan bahwa ITS sudah mempersiapkan diri untuk memasuki era baru. Yakni era di mana lulusan ITS dipersiapkan untuk mampu bersaing di era digital sekarang ini. Untuk mewujudkan itu, Ashari mengungkapkan bahwa ITS mempunyai fokus pengembangan di tiga sektor, yaitu di bidang industri, maritim, dan kesehatan. “Ini semua sudah kami wujudkan melalui Sains Techno Park (STP) ITS yang bekerja sama dengan dunia industri,” jelas guru besar Teknik Elektro ini.
Pada kesempatan tersebut, Ashari sempat mengawali dengan melihat napak tilas awal perjuangan kampus ITS pada 1960. Ada kisah dosen dan mahasiswa generasi pertama (G1) ITS dengan menampilkan kembali dokumentasi foto-foto lawas. Ia mengatakan, berkat jasa dosen G1 inilah ITS pada tahun tersebut sudah tergolong sebagai perguruan tinggi yang berjaya dan akan berlanjut hingga saat ini. “Kontribusi merekalah yang menjadi cikal bakal lahirnya berbagai inovasi yang diciptakan ITS hingga saat ini,” tandasnya.
Menutup acara Dies Natalis ke-61 ini, dilakukan pula soft launching berbagai program pembangunan fisik dan digital ITS, di antaranya adalah proyek ITS Sains Techno Park, pembangunan Tower 2 dan Tower 3 ITS, dan launching My ITS Academics sebagai bagian dari transformasi digital ITS.
Pembangunan STP adalah rencana ITS untuk melakukan hilirisasi penelitian menjadi produk. Dana untuk pembangunan STP sendiri mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (HUMAS ITS)
Reporter: Ferdian Wibowo
Baca Juga : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Raih Emas di PON XX Papua 2021
Discussion about this post