Sekolah Vokasi IPB University menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada kegiatan tahunan the “2nd Summer Course of Smart Agro-Industry 4.0 in the Tropical Countries: Improving Farmer’s Competencies.” Kegiatan ini berkolaborasi dan beradaptasi dengan penerapan metode pembelajaran Competency Based Education AERES University of Applied Sciences Netherlands.
Ketua Komite, Antonya Rumondang Sinaga, SE, MM beserta tim panitia menyadur metode pembelajaran tersebut yang merupakan buah tangan dari kegiatan project SAS21: SMK Ayam dan Sapi 2019 – 2021. Project tersebut mengambil tema, “Towards Gender-sensitive Agribusiness Driven Poultry and Dairy Vocational Education in Indonesia.” Project ini merupakan kerjasama antara Sekolah Vokasi IPB University, Maastricht School of Management (MSM) dan Aeres University of Applied Sciences yang didanai oleh Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, yang bertemakan “Improving Demand-Driven Vocational Training & Education in Poultry and Dairy in Indonesia”.
Antonya Rumondang Sinaga menjelaskan, metode Competency Based Training ini dianggap sejalan dengan “Kampus Merdeka” yang sedang ramai digaungkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Lebih lanjut, Antonya mengatakan kegiatan Summer Course ini diikuti oleh 70 partisipan yang berasal dari Filipina, Indonesia, Jerman, Korea Selatan dan Malaysia. Para peserta berasal dari 10 institusi pendidikan yaitu Central Mindanao University, Gyeongsang National University, Hoschschule Rhein Waal, Iloilo Science and Technology University, IPB University, Mariano Marcos State University, Polytechnic Jeli Kelantan, Polytechnic Ungku Omar, Tarlac Agricultural University dan Universiti Putra Malaysia.
“Metode yang digunakan dalam kegiatan summer course merupakan pendidikan berbasis kompetensi,” tambah Antonya.
Dalam metode ini, katanya, tugas profesional atau professional tasks masa depan siswa dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas adalah kuncinya. Untuk menyelami pengalaman peran penyuluh atau penasihat, peserta summer course dikelompokan dan dipasangkan dengan masing-masing “target farmer” yang berasal dari empat negara yaitu Australia, Belanda, Filipina dan Indonesia.
Daan Westrik dari AERES University of Applied Sciences Netherlands berkontribusi dengan mengikutsertakan salah satu “target farmer” dari Belanda. Tidak hanya itu, ia turut memberikan beberapa masukan dalam kegiatan ini. Ia menyatakan sangat senang bahwa metode Competency Based Education yang disosialisasikan kepada beberapa institusi pendidikan yang terlibat dapat diadaptasi pada kegiatan Summer Course Sekolah Vokasi IPB University tahun 2021 ini. Ia juga menilai, upaya ini memberikan hasil yang bermanfaat bagi partisipan, “case study farmers”, dosen dan institusi yang terlibat.
Lebih lanjut, Antonya juga mengatakan, output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah Mock-up Idea dan User Interface (UI) yang didesain secara custom. Desain ini sesuai dengan permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh target farmer tiap kelompok.
“Meskipun mock-up yang dihasilkan baru sebatas ‘idea’ input-proses-output, tetapi kami berharap dari kesempatan emas ini, para peserta dapat menghasilkan outcome berupa kesadaran terhadap regenerasi peternak dan petani generasi muda yang merupakan solution based thinking serta agen perubahan untuk gen-Z generation,” terang Antonya.
Ia juga menjelaskan, peserta yang berasal dari beragam background dapat mempraktikan dan mengkolaborasikan bekal ilmu mereka secara lintas ilmu dan keahlian. Dengan partisipan yang berbeda negara dan latar belakang keilmuan, dapat menghasilkan ide-ide secara aplikatif dan dekat dengan kebutuhan petani maupun peternak dari sektor proses industri hulu.
“Kegiatan ini dapat melatih partisipan dalam menggali informasi, berkomunikasi, teamwork, mengidentifikasi masalah, pemetaan masalah, memproses data dan pemetaan solusi serta pengambilan keputusan,” tambah Antonya.
Selain para partisipan, pihak case study farmers juga mendapatkan manfaat dengan pemberdayaan dan pengayaan dari kegiatan ini. Tim panitia juga dapat mengembangkan keilmuannya dengan menjadi dosen pembimbing dan penasehat dalam kegiatan tersebut. Sehingga diharapkan pihak akademisi dan industri yang terlibat mendapatkan manfaat yang berkelanjutan dan dapat menjadi pembelajaran untuk continuous improvement secara keilmuan maupun praktikal. (IPB)
Baca Juga : Empat Mahasiswa Unpad Jadi Peserta Program UIF Stanford University
Discussion about this post