Academiamu
No Result
View All Result
Rabu, Mei 14, 2025
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
Subscribe
Academiamu
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
No Result
View All Result
Academiamu
No Result
View All Result
Home Info Kampus

Teleskop Keliling dan Webinar: Bulan bagi Manusia dari Masa ke Masa

by academiamu
November 21, 2021
in Info Kampus, Sainstekno
Reading Time: 2 mins read
A A
Teleskop Keliling dan Webinar- Bulan bagi Manusia dari Masa ke Masa
159
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB menyelenggarakan Teleskop Keliling dan Webinar (Tenar) dalam rangka memperingati International Observe the Moon Night (InOMN) oleh NASA pada 13 November 2021. Pada TENAR kali ini, Himastron ITB mengundang Peneliti Observatorium Bosscha, Agus Triono P. Jatmiko selaku pembicara, serta Surabaya Astronomy Club dan Nganjuk Astronomy Club selaku kolaborator.

Tenar 2021 terbagi atas dua sesi dalam pelaksanaannya. Sesi pertama adalah penyampaian materi oleh pembicara dan sesi kedua pengamatan bulan dari seluruh Indonesia dengan teleskop.

RelatedPosts

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Soal Daya Beli Melemah di Masyarakat, Ini Kata Pakar Ekonomi UM Surabaya

Pada sesi pertama, Agus Triono menyampaikan materi mengenai bulan dan hubungannya dengan peradaban manusia, serta pengamatan angkasa. Pemaparan dimulai dengan sejarah hubungan manusia dengan bulan. Ia menjelaskan, manusia dari berbagai peradaban telah menganggap bulan sebagai dewa atau higher being karena posisinya yang berada di langit dan menerangi malam. Peradaban Mesir Kuno menyebutnya Khosu, Yunani Kuno menyebutnya Artemis, dan India menyebutnya Chandra. “Bulan seringkali dikaitkan dengan fertilitas, kelahiran, dan kebahagiaan,“ tutur Agus Triono.

Ia melanjutkan, peradaban Eropa Kuno juga pernah melihat bulan sebagai pengaruh buruk. Urban legend yang menjadi buktinya adalah manusia serigala (werewolves). Selain itu bulan juga dianggap penyebab ketidakwarasan khususnya di masa purnama. Legenda-legenda inilah yang mendorong penelitian lebih lanjut mengenai interaksi manusia dan bulan.
Pandangan modern manusia tentang bulan disebut-sebut dimulai dari pembantahan teori Aristotle yang menyatakan bahwa permukaan bulan adalah mulus. Teori ini dipatahkan oleh Galileo dalam bukunya The Starry Messenger (1610). Teori baru ini diperkuat oleh Thomas Harriot, seorang astronom Inggris yang pertama kali meneropong bulan dan berhasil menggambarkan permukaannya.

Era penjelajahan bulan oleh manusia dimulai oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa perang dingin. Luna 3 dari Uni Soviet berhasil memetakan sisi jauh bulan yang tidak pernah dilihat manusia. Misi yang paling terkenal sendiri adalah Misi Apollo dari NASA yang berhasil membawa manusia ke bulan. Sampai akhirnya di milenia ini Wahana Chandrayaan 1 dari India berhasil mendeteksi keberadaan molekul air di kutub bulan.

Prediksi yang ada mengenai penjelajahan bulan oleh manusia di masa depan sangat beragam. Yusaku Maezawa dan SpaceX telah merencanakan proyek seni dan wisata ke bulan. Investigasi air di permukaan bulan termasuk pengeboran telah direncanakan dalam Misi Viper. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan akan ada pembangunan koloni di bulan.

Acara Tenar dilanjutkan dengan penampilan foto dan video pengamatan tentang bulan yang telah disiapkan Himastron ITB. Kawah Copernicus, matahari mengiluminasi bulan, dan kawah ini berada di terminator (perbatasan sisi terang dan sisi gelap bulan). Kawah ini merupakan salah satu kawah paling prominent di bulan karena lebarnya 93 km. Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab audiens dengan Agus Triono.

Reporter: Ananta Muji (Sistem dan Teknologi Informasi, ITB)

Baca Juga : Garap Pengembangan Area Segmentation pada Drone Agriculture, Mahasiswa Undiksha Raih Juara II di Gemastik

Tags: ITBSains

Discussion about this post

ADVERTISEMENT
Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN

Popular News

  • Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    1223 shares
    Share 489 Tweet 306
  • Prof. Dr. Muji Setiyo, S.T., M.T Guru Besar Termuda di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

    454 shares
    Share 182 Tweet 114
  • Peran Statistika Dalam Era Digital

    305 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Dirjen Pendidikan Tinggi : Mahasiswa Kembali Beraktivitas di Kampus

    301 shares
    Share 120 Tweet 75
  • WANITA BERKERUDUNG ITU PENDIRI UNIVERSITAS PERTAMA DI DUNIA

    280 shares
    Share 112 Tweet 70

Recent News

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Maret 31, 2025
Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Maret 25, 2025

Kategori

  • Advetorial
  • blog
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh

Site Navigation

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

ACADEMIAMU

“Berita Academia Nomor Satu Di Indonesia.”

 

“The greatest leader is not necessarily the one who does the greatest things. He is the one that gets the people to do the greatest things.”

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif

No Result
View All Result
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepage
    • Beranda
    • Advetorial
    • Info Kampus
    • Inspirasi
    • Internasionalnews
    • Opini
    • Sainstekno
    • Sosok
    • Tokoh

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif