Selama kurang lebih dua tahun ini dunia disibukkan oleh sebuah pandemi yang disebabkan oleh virus, yaitu coronavirus II yang dikenal sebagai corona virus disease 19 atau covid19. Karena virus ini menyerang manusia dan menyebar melalui manusia maka kontak antar manusia sangat dikurangi. Pemerintah di seluruh dunia melakukan kebijakan melarang kerumunan, mengharuskan memakai masker, dan sering mencuci tangan. Kebijakan itu dikenal dengan istilah 3M yang berkembang jadi 5. Yakni 3M tadi ditambah mengurangi makan di luar dan mengurangi keluar rumah.
Kebijakan itu terpaksa harus dilakukan agar penyebaran covid19 dapat disetop. Selain 5M itu tidak menyenangkan bagi kita sebagai makhluk sosial, juga menyebabkan lumpuhnya kegiatan ekonomi. Banyak sekali perusahaan yang tidak tahan. Mereka rontok dan terpaksa memPHKkan karyawannya. Situasi sangat menyedihkan. Memang serba salah. Seperti buah simalakama. Bila tetap berkegiatan, banyak korban akibat sakit, bila tidak berkegiatan, tidak ada pemasukan. Bisnis kolaps.
Mirip dengan serangan disrupsi teknologi yang menyerbu bisnis petahana yang tidak punya talenta digital. Perbedaannya, covid19 bersifat masif, menyerang semua sektor. Termasuk sektor pemerintahan dan pendidikan.
Akibat serangan covid19 ini, semua sektor harus akrab dengan teknologi. “Less contact economy” hanya bisa dijawab melalui teknologi. Semua orang terpaksa belajar cara-cara berkomunikasi tanpa harus ketemu. Saat ini, pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan), sampai ke tingkat TK sekalipun. Begitu juga bisnis. Virtual marketplace semakin marak. Toko-toko menyimpan produknya di media-media digita. Grup WA sering dipergunakan untuk media promosi.
Kecanggihan Covid19
Covid19 telah merubah lanskap kehidupan ekonomi, pendidikan, perkantoran, sosial-budaya, kesenian, dan kesehatan. Mengapa covid19 itu bisa merubah semuanya? Tentunya karena dia punya kesaktian. Inilah beberapa kesaktiannya yang juga bisa kita tiru.
Lincah: Kelincahan (agility) covid19 terbukti dari begitu cepatnya covid19 bergerak dari satu individu ke individu, kelompok ke kelompok sampai akhirnya ke berbagai negara.
Mudah berubah (easy to change) atau fleksibiltas: Mutasi adalah perubahan yang disebabkan oleh kebutuhan untuk terus melakukan pertahanan diri atau bahkan “serangan”.
Kolaborasi: Tanpa tingkat kolaborasi yang tinggi sulit covid19 bisa begitu sangat cepat menguasai wilayah bahkan negara. Seluruh negara di dunia dibuat pusing dengan kecepatan covid19 melakukan serangan.
Serba cepat: Covid19 ditakuti karena kecepatan bergerak sehingga daya penularan sangat tinggi. Dalam hal gerakan sehingga banyak orang terjangkit oleh covid19 ini jauh di atas MERS dan SARS.
Fokus: Covid19 fokus hanya menyerang mamalia, terutama manusia. Ini juga yang membuat covid19 begitu cepat dan berhasil mempengaruhi perilaku manusia.
Sifat-sifat itu menjadikan covid19 sangat berhasil mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintahan seluruh dunia. Termasuk manusia dipaksa memanfaatkan teknologi secara masif. Hampir semua lembaga pendidikan saat ini menggunakan “digital learning technology”.
Untuk itu ada baiknya kita belajar dari covid19 dalam hal kelincahan, kolaborasi, fleksibilitas, kecepatan, dan fokus. Tentunya kita pergunakan sifat-sifat itu untuk membangun kebaikan, bukan kerusakan. Insya Allah dunia akan damai dalam waktu cepat.
Asep Saefuddin (Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia/Guru Besar IPB)
Baca Juga : Indonesia Jadi Tuan Rumah G20, Haedar Nashir Beri Tahniah untuk Presiden Jokowi
Discussion about this post