Dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Kepala UPT Kesehatan, Keselamatan kerja dan Lingkungan (K3L) Universitas Indonesia (UI), mengimbau seluruh warga UI agar waspada terhadap dampak fenomena La-nina yang masuk di wilayah Indonesia. Sepanjang Januari hingga awal November 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 2.242 kejadian bencana di Indonesia dimana lebih dari 90% kejadian tersebut merupakan bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi diakibatkan oleh adanya parameter-parameter meteorologi –curah hujan, kelembaban, temperature, dan angin– misalnya banjir, badai, angin kencang, dan tanah longsor. Berdasarkan hal tersebut, UPT K3L UI telah membuat panduan untuk warga UI agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan serta mempersiapkan diri dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Panduan tersebut memuat cara menghadapi cuaca ekstrim, kesiapsiagaan banjir, dan panduan kesiapsiagaan longsor.
Guna mengahadapi cuaca ekstrim, warga UI diminta untuk selalu memantau informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini pada aplikasi BMKG dan kanal sosial media BMKG sebelum melakukan aktivitas. Jika terjadi hujan lebat dan angin kencang, agar menghindari aktivitas luar ruang dan berteduh di bawah pohon, serta menjauhi tiang listrik, menara atau sesuatu yang mudah tersambar petir. Selain itu, diimbau untuk berlindung pada bangunan gedung saat terjadi hujan lebat disertai kilat dan petir. Hal penting lainnya adalah memeriksa kendaraan sebelum beraktivitas, untuk memastikan kondisinya aman digunakan.
Selain risiko hujan lebat, angin kencang dan petir, hujan dengan durasi yang panjang dapat menimbulkan potensi bencana banjir dan tanah longsor. Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat diminta memasukkan surat-surat berharga dalam bentuk dokumen digital/soft copy serta mencatat nomor darurat dan menginformasikan kepada seluruh keluarga. Perlu dipersiapkan juga barang bawaan jika harus melakukan evakuasi. Segera amankan barang berharga ke tempat yang lebih tinggi, matikan jaringan listrik, dan siapkan tas siaga bencana.
Saat terjadi banjir, segera ikuti arahan petugas dan evakuasi ke tempat yang aman atau lokasi yang telah ditentukan melalui jalur evakuasi. Saat berada dipengungsian, tetap perhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Apabila banjir sudah mereda, kembali ke rumah setelah keadaan sudah aman dan gunakan alas kaki untuk menhindari benda tajam. Lakukan sterilisasi dan bersihkan lumpur akibat banjir. Waspada pula terhadap hewan-hewan menyengat dan berbisa.
Potensi bencana lainnya adalah bencana longsor. Waspada terhadap curah hujan tinggi, simak informasi mengenai hujan dan kemungkinan tanah longsor BMKG dan BPBD setempat. Lakukan evakuasi menjauhi area rawan longsor berdasarkan instruksi pihak berwenang (misalnya: BPBD Setempat). Jika berada di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh segera keluar cari tempat lapang dan tanpa penghalang atau titik kumpul. Jangan buru-buru kembali ke rumah, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi. Ikuti instruksi pihak berwenang untuk penanggulangan selanjutnya.
Informasi terkait potensi dan penanggulangan bencana dapat dipantau pada aplikasi INARisk Personal BNPB. Jika melihat atau mengalami keadaan darurat di lingkungan kampus, dapat menghubungi kontak darurat 14001 atau Unit Reaksi Cepat UPT PLK UI yang bertugas di lapangan. Jika mengalami keadaan darurat bencana dapat menghubungi kontak darurat 112 atau Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBD Jawa Barat di 022-7315274 atau BPBD DKI Jakarta 021-6344766.
Baca Juga : Mengungkap Metode Eksperimen Alami dari Pemenang Nobel Ekonomi 2021
Discussion about this post