Hari ini, Jumat Manis, 4 Februari 2022, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah mengikuti ujian terbuka S3 di Kampus I UIN Walisongo Semarang. Kami mendapatkan undangan untuk ikut menghadiri kegiatan akademik tersebut melalui staf PWM Jateng. Sebagai sahabat sejak bersama-sama berkhidmat di PWPM Jateng periode 2000-2004 dan 2004-2008 tentu sangatlah senang dan bahagia. Apalagi sekarang kami diberi amanat oleh beliau selaku Ketua PWM untuk membersamai aktivitas Muhammadiyah Jateng sebagai Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) periode 2015-2022.
Perhelatan siang ini terasa istimewa, terlihat dari banyaknya apresiasi, baik berupa flyer ucapan selamat dan sukses berbagai WA group juga doa tulus ikhlas dari berbagai kalangan yang ‘mangayu bagyo’ ujian terbuka S3 bidang Pemikiran Islam. Setidaknya terlihat dari ratusan karangan bunga yang terpasang di halaman gedung kampus 1 UIN Walisongo Semarang.
Ada yang menarik perhatian kami. Di teras dan lorong sekitar gedung lokasi perhelatan, terlihat beberapa tanaman buah, bunga hidup dan anggrek kiriman dari keluarga, sahabat, kerabat, MLO (Majlis/Lembaga/Ortom) dan AUM, juga dari para kolega dan pejabat.
Ujian terbuka S3 mas Tafsir –panggilan akrab kami– terasa istimewa lantaran dihadiri secara langsung oleh Prof. Dr. H. Haedar Nashir, Ketua PP Muhammadiyah yang berkenan menjadi salah satu penguji eksternal.
Keragaman Apresiasi
Sejak sepekan lalu di Whatapps group PWM Jateng telah ramai diskusi (dan berdebat) soal bentuk ungkapan kebahagiaan yang akan diberikan kepada Ketua PWM pada ujian terbuka S3, yang pada awalnya akan dilaksanakan pada 31 Januari 2022. Sebagian berpendapat lebih praktis melalui Karangan Bunga sintetis seperti lazimnya selama ini. Ada juga yang berpendapat lebih baik dengan tanaman hidup karena lebih bermanfaat dan tidak mubazir setelah perhelatan selesai. Ada pula yang ‘kekeh’ bahwa karangan bunga dengan stereo foam tidak pro lingkungan. Dan berbagai narasi diskusi yang mengasyikkan untuk dibaca.
Sebuah dinamika ide dan pemikiran warga persyarikatan di Whattapps group PWM Jateng. Mereka semua pada dasarnya memiliki keinginan yang sama yakni menyampaikan apresiasi kepada Ketua PWM Jateng. Hanya saja ‘mind-set’ nya berbeda. Barangkali sama dinamisnya dengan “pergulatan pemikiran” atas judul disertasi Dr. H. Tafsir, M.Ag. yang diuji publikkan hari ini, yaitu Dinamika Purifikasi Muhammadiyah di Jawa Tengah.
Undangan puluhan ujian terbuka dan pengukuhan Guru Besar (Profesor) dari saudara, sahabat dan banyak pihak pernah kami ikuti. Dan seperti biasanya kami memilih mengirimkan karangan bunga sintetis sebagai ungkapan rasa bahagia dan ‘setor nama’. Baik atas nama pribadi maupun lembaga dan organisasi. Bentuk apresiasi dan penghormatan yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Ada kalimat petuah “Katakan dengan Bunga”. Dalam kehidupan sosial, kita seringkali melihat beragam karangan bunga dalam berbagai aktifitas sosial, baik suka maupun duka, senang maupun sedih. Maka bagi perajin karangan bunga sintetis, mereka mendapatkan rejeki dari berbagai perhelatan dan kegiatan, al: pernikahan, bezuk orang sakit, takziyah kematian, peresmian kantor, ulang tahun dan sebagainya.
Kami jadi teringat apa yang pernah disampaikan mas Tafsir pada suatu pengajian ketika menanggapi pertanyaan dari jamaah terkait furukiyah dan washatiyah. Beliau menjawab begini : “kita jangan terjebak untuk menjadi orang yang ‘kebablasen’ (terlalu berlebihan), tapi juga jangan ‘babar blas’ (tidak sama sekali).”
Maka dalam hal bentuk apresiasi dari teman-teman persyarikatan kami menganggap semuanya baik. Bagi yang mengirim karangan bunga sintetis baik. Bagi yang mengirimkam tanaman bunga atau buah juga lebih baik. Yang tidak baik itu mereka yang tidak mengirimkan ucapan selamat secara pribadi atau melalui WA group, serta tidak bahagia melihat Ketua PWM meraih Doktor.
Bonsai Sisir
Setelah berembug dengan mas Lukman Hakim Sekretaris LHKP PWM Jateng, maka kami memutuskan untuk mengirimkan karangan bunga hidup berupa bonsai. Kebetulan kami masih memiliki beberapa bonsai dengan beberapa jenis tanaman dan ukuran. Akhirnya kami mengirimkan sebuah bonsai Sisir ukuran medium (40-60 cm) beserta stagenya ke UIN.
Bonsai adalah seni menata, merawat aneka tanaman yang berbuah dan berbunga maupun tidak. Seni bonsai berasal dari Jepang dan telah menjadi kultur masyarakat disana. Tanaman yang akan dijadikan bonsai membutuhkan proses yang tidak instan. Membutuhkan kesabaran, ketelitian, sense of art, ketrampilan merawat, ‘memprooning, mengkawati’, memupuk dan menyirami.
Rata-rata tanaman bonsai yang memenangi lomba atau kontes membutuhkan ‘treatment’ dan ‘training’ sekurangnya selama 10-15 tahun. Ada keunikan dari hal ihwal tanaman bonsai. Pertama, tidak ada bentuk bonsai yang sama meski berasal dari jenis, usia dan trainer yang sama. Kedua, pasar bonsai bersifat khusus dan eksklusif. Market share bonsai lebih sempit dari pasar tanaman hias dan buah-buahan. Maknanya hanya beberapa pemain, pembudidaya dan konsumen. Ketiga, tidak ada patokan harga umum produk bonsai. Yang pasti lebih mahal dari jenis tanaman semacam manakala tidak dibonsai.
Pohon Sisir Liar atau Kaliage (Maclura Cochinchinesia) merupakan pohon semak berasal dari China. Kemudian masuk dan melias ke Indonesia, Malaysia dan Australia. Bonsai Sisir yang kami haturkan hari ini berusia 15 tahun dan sudah 11 tahun berada di halaman rumah kami.
Kami memberikan bonsai Sisir ini sebagai bentuk penghormatan dan kebahagiaan tersendiri bagi seorang sahabat, saudara, kolega dan pimpinan di PWM Jateng. Selamat kepada Dr. H. Tafsir, M.Ag yang telah lulus dengan sabar menjalani proses belajar sebagai mahasiswa S3 di UIN Walisongo selama 27 semester. Seimbang dengan lamanya memelihara Bonsai Sisir di rumah kami.
Wallahu’alam
Semarang, 4 Februari 2022
Khafid Sirotudin
Ketua LHKP PWM Jateng, Ketua PPBI (Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia) Kab. Kendal 2012-2017.
Baca Juga : Rektor UGM Panut Mulyono Raih Penghargaan Best University Leaders di Obsession Award 2021
Discussion about this post