Semarang | Perkembangan pembangunan indfrastruktur saat ini menunjukan perkembangan yang sangat signifikan, seiring dengan perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. Akan tetapi dengan perkembangan tersebut memberikan dampak negative yang sangat signifikan pada lingkungan hidup seperti persoalan sampah, polusi udara, pencemaran lingkungan dan air, serta limbah P3K, hal tersebut tentunya menjadi masalah yang sangat serius untuk dihadapi dan ditemukan solusi yang tepat.
Maka untuk mensikapi hal tersebut untuk memberikan ilmu pengetahuan dan juga mengajak untuk bergerak bersama dalam menangani masalah lingkungan hidup yang terdampak dari perkembangan pembangunan, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang menyelenggarakan kegiata Kuliah Umum dengan mengangkat tema “Prospek Masa Depan Pembangunan Berkelanjutan” dengan mengundang Narasumber Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang (Bp. FX Bambang Suranggono, S.Sos) dengan dihadiri oleh Wakil Rektor II (Dr. Hardiwinoto, M.Si), Dekan (Dr. Ir. RM. Bagus Irawan W., ST.M.Si.IPM)Wakil Dekan, Kepala Program Studi serta Dosen di lingkungan Fakultas Tekni Unimus, Jum’at (24/9/2022) bertempat di Aula lantai 8 Gedung Kuliah Bersama (GKB) II.
Kuliah Umum dilaksanakan secara Offline dan Online dengan diikuti oleh 325 peserta secara Offline dan 100 peseta secara online. Dengan mengundang narasumber yang sangat kompeten dalam bidang lingkungan hidup diharapkan dapat memberikan pencerahan utamanya apa saja yang sudah dilakukan oleh kota Semarang dalam penanganan dampak dari pembangunan yang berkelanjutan, bukan hanya sekedar konsep dan teori saja, tetapi juga tentang apa saja yang sudah dipalikasikan secara konkrit dan nyata juga berbagai inovasi yang sudah dilakukan.
Sementara itu dengan dimoderatori oleh Wakil Dekan I, dalam memberikan materi kuliah umum Bambang Suranggono menyampaikan keinginan kepada semua pihak untuk dapat berkontribusi aktif dalam menekan angka timbunan sampah di Kota Lumpia (Semarang). “Pada angka tertinginya tumpukan sampah di Kota Semarang bisa mencapai 1.437 ton dalam satu hari,” urai Bambang Suranggono. Aktivitas masyarakat yang tinggi dan bergerak menuju kawasan ibu kota provinsi turut menyumbang tumpukan sampah, imbuhnya.
Unimus yang memiliki sumberdaya manusia unggul diinginkan partisipasi aktifnya. Pemkot Semarang bahkan banyak membuat terobosan untuk menanggulangi ledakan sampah. Jargon bergerak bersama mendukung akselerasi pembangunan daerah di antaranya dipakai menuntaskan perkara sampah yang menumpuk. Konsep ini merujuk pada tradisi gotong royong masyarakat Indonesia.
Adapun secara teknis langkah mengendalikan sampah adalah dengan metode menekan dan mengurangi volume di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Luas TPA di Kota Semarang mencapai 48 hektare tersebar di berbagai titik. Selain itu dibuat gerakan Semarang Wegah Nyampah, serta adanya program gerai ekonomi sirkular sampah hulu perkotaan entitas (EHSPE). Lalu juga dibuat model pembentukan kelompok swadaya masyarakat (KSM) kebersihan lingkungan.
Discussion about this post