Mie instan adalah salah satu jenis makanan yang mudah untuk disajikan dan terdapat berbagai macam varian dan tentunya mempunyai rasa yang dapat diterima oleh lidah. Di Indonesia mie instan disukai banyak golongan, mulai dari anak kecil hingga dewasa, banyak yang mengatakan mie memiliki rasa enak, cara memasak yang praktis, serta mengenyangkan.
Indonesia kini menjadi negara dengan konsumsi mie instan kedua terbesar di dunia setelah Cina dengan 41,5 miliar bungkus. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2020. Hasil olah data Lokadata atas hasil survei itu mendapati bahwa 92 persen atau sekitar 248,7 juta penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi mi instan (satuan bungkus sekitar 80 gr).
Tri Kurniawati Ahli Gizi UM Surabaya menjelaskan berdasarkan data Riskesdas 2018, proporsi kebiasaan makan mie instan di Provinsi Jawa Tengah tercatat 3,8% (?1kali per hari), 58,9% (1-6 kali per minggu) dan 37,3% (? 3 kali perbulan).
Menurut kelompok usia remaja 10-14 tahun proporsi kebiasaan makan mie instan tercatat 11,6% (?1kali per hari), 68,3% (1-6 kali per minggu) dan 20,2% (? 3 kali perbulan), sedangkan kelompok usia remaja 15-19 tahun proporsi kebiasaan makan mie instan tercatat 11,2% (?1kali per hari), 67,6% (1-6 kali per minggu) dan 21,2% (? 3 kali perbulan).
“Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 25 % anak tidak mengkonsumsi mie Instan, 5 % anak mengkonsumsi mie instan sebanyak <2 kali seminggu dan 85 % anak mengkonsumsi mie instan 2-3 kali dalam satu minggu,”tutur Tri Jumat (7/10/22)
Tri menjelaskan, kandungan gizi yang terdapat dalam mie instan belum terdapat kandungan gizi seimbang yang baik untuk tubuh. Menurut penelitian menyebut bahwa mie instan mengandung karbohidrat tinggi.
“Seringkali kita menemukan mie instan dijadikan solusi untuk mengatasi anak-anak yang sulit makan, padahal jika pemberian mie instan dibiasakan terhadap anak-anak mereka akan merasa ketagihan,”imbuhnya lagi.
Tri menegaskan, konsumsi mie instan yang berlebihan dapat memberikan dampak yang tidak baik pada kesehatan, terutama pada anak, berikut adalah bahaya konsumsi mie instan yang lebih dari satu kali seminggu atau berlebihan:
Pertama, MSG yang terkandung dalam natrium yang terdapat pada mie instan, dan dikonsumsi secara berlebih akan berbahaya dan membuat anak terbiasa mengkonsumsi makanan dengan rasa gurih yang berlebihan sehingga anak tidak suka mengkonsumsi makanan yang dimasak di rumah terutama sayuran yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kedua mengkonsumsi mie instan juga dapat mengakibatkan obesitas, dikarenakan mie mengandung karbohidrat sederhana, lemak dan natrium tinggi, sehingga jika dikonsumsi pada secara terus menurus akan mengakibatkan obesitas, kenaikan kadar gula darah dan kenaikan darah.
Ketiga konsumsi mie instan yang belebih dapat menyebakan munculnya penyakit degenertif misalnya diabetes militus dan tekanan darah tinggi. Anak yang mengkonsumsi mie instan sedari kecil, dan tidak menerima eduksi untuk merubah kebiasaan tersebut, akan terbawa sampai dewasa.
“Pola makan yang kelebihan karbohidrat dalam jangka waktu lama akan memicu penyakit diabetes melitus dan juga obesitas,”imbuhnya.
Tri memberikan saran, apabila ingin mengkonsumsi mie instan sebaiknya di campur dengan bahan makanan lain sebgai sumber protein dan sumber vitamin misalnya dengan menambahkan sayur dan sumber protein hewani.
“Penambahan telur dan sayuran segar pada setiap penyajian mie instan untuk memperkaya nilai gizi mie instan. Hal ini dikarenakan karena pada dasarnya mie instan tinggi akan kalori, natrium dan lemak namun kadar protein dan serat cenderung kurang sehingga dapat digolongkan makanan yang kurang gizi,”pungkas Tri.
Discussion about this post