Pesatnya perkembangan dunia perikanan khususnya aquacultur baik budidaya ikan konsumsi maupun ikan hias di Indonesia, menjadikan ikan diskus salah satu komoditas yang digemari para penghobi ikan hias untuk dikembangkan karena memiliki warna yang indah, harga jual yang tinggi Rp. 500 ribu – Rp 3 juta dengan ukuran 5 inci. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren peningkatan perdagangan ikan hias, pada 2012 ekspor ikan hias mencapai US$ 21,01 juta dan pada 2019 mencapai US$ 33,11 juta. Namun si cantik discus ini terkenal ikan dengan segudang sensitifitas dalam pemeliharaannya mulai dari kondisi lingkungan yang harus optimal suhu 25 – 300, pH 6-7,5, dan warna air yang jernih, dan juga pakan yang berkualitas untuk menunjang kehidupannya.
Segudang masalah yang harus dihadapi para penghobi ikan diskus ini menantang salah satu Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UM Pontianak Firdaus Zulka yang memang memiliki kecintaan terhadap dunia aquaculture terutama ikan hias untuk mengupaya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Sehingga Firdaus mengajak teman sejawatnya (Sari Nur Fadhilah, Hardiman Wirayuda) untuk melakukan riset mengenai Pengkayaan pakan alami dengan memanfaatkan tepung biji ketapang. Biji ketapang itu sendiri terkenal memiliki segudang manfaat dimulai dari daun hingga bijinya.
Riset pengkayaan pakan alami dengan biji ketapang ini kami ikut sertakan dalam Program Kreataivitas Mahasiswa bidang riset eksata (PKM-RE) pada tahun 2022 dan Alhamdulillah dengan seizin Allah SWT kami lolos ketahap pendanaan tahun 2022.
Lebih lanjut firdaus dan team mengatakan alasan menggunaan biji ketapang dalam pengkayaan ini karena biji ketapang itu memiliki kandungan gizi yang tinggi antara lain; protein, serat, dan karbohidrat. Selain itu biji ketapang memiliki kandungan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Dengan kandungan nilai gizi yang tinggi ini maka biji ketapang merupakan salah satu sumber nilai gizi yang potensial bagi pengkayaan pakan alami daphnia magna yang diharapkan dapat meningkatkan peforma dimorfisme ikan discus. Bahan pengkayaan pakan alami ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam permasalahan yang dihadapi para pembudidaya ikan discus.
Riset yang kami lakukan memiliki beberapa tahap: pembuatan tepung biji ketapang; pengkulturan dan pengkayaan pakan alami (daphnia magma), serta pemeliharan ikan discus. Riset yang kami lakukan berlokasi di di Laboraturium Basah FPIK UM Pontianak berlokasi di Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Berdasarkan riset yang kami lakukan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup 88.89 %, dan meningkatkan performa dimorfisme tampilan tingkat kecerahan warna yang signifikan, dengan kondisi morfologi ikan discus yang dipelihara bertambah berat bobot dan panjangnya serta laju pemangsaan yang meningkat melalui dosis pengkayaan sebesar 9 gram/liter.
“Alasan tim kami melakukan riset ini yaitu untuk mengkaji manfaat biji ketapang sebagai bahan pengkayaan pakan alami pada dimorfisme ikan Discus, karena biji ketapang itu sendiri sangat melimpah di Indonesia dan mudah dalam pengolahannya. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai manfaat lain dari biji ketapang yang jarang dimanfaatkan oleh masyarakat”.
Discussion about this post