Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University menginisiasi pembentukan International Consortium on Smart Agriculture (ICSA), 23-24/11. Inisiasi ini sebagai upaya mengantisipasi melonjaknya kebutuhan pangan dunia pada 2050 seiring dengan pertumbuhan penduduk bumi yang diprediksi akan mencapai hingga 10 milyar. Hal ini menjadi isu penting dunia, bahkan United Nations’ Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan di tahun 2050 petani harus memproduksi lebih dari 70 persen dari produksi hari ini. Akan tetapi, dalam beberapa dekade, Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) global menyusut sekitar tiga persen, sehingga dunia membutuhkan perubahan drastis.
Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University, Dr Edy Hartulistiyoso, menerangkan konsorsium ICSA diharapkan dapat menjadi forum bagi akademisi, industri, pemerintah serta stakeholder lainnya agar saling bersinergi dalam mengembangkan dan mengimplementasikan smart agriculture untuk kesejahteraan masyarakat dunia. Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pertanian menjadi garda terdepan dalam ketahanan pangan yang membutuhkan perhatian serius khususnya di era revolusi industri 4.0.
Di era industri 4.0, sebutnya, aktivitas pertanian bergerak dengan teknologi maju menggunakan internet of things (IoT), peralatan robotik, sistem kontrol dan monitoring serta praktik pertanian cerdas lainnya yang dinilai akan menjadi lebih efisien, menguntungkan, aman dan ramah lingkungan.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyatakan bahwa pembentukan ICSA sejalan dengan konsep Agro-Maritim 4.0 yang digagas oleh IPB University. Konsep tersebut disusun untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan bangsa serta adaptif dalam menghadapi tantangan global ke depan.
Pembentukan International Consortium on Smart Agriculture melibatkan beberapa perwakilan perguruan tinggi unggulan dalam negeri yaitu IPB University, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sumatra, Universitas Udayana, serta perguruan tinggi QS 100 yaitu Kyoto University Japan, Seoul National University Korea dan Universiti Putra Malaysia. Selain itu hadir pula perwakilan mitra industri yaitu PT. Pupuk Kalimantan Timur, PT Nudira Sumberdaya Indonesia, PT Kharisma Agro Inovasi, PT. Agrowing Agrikultura Indonesia, CV Frinsa Agrolestari serta Magellan System Japan, Inc.
Rangkaian acara yang dilakukan adalah Plenary Session dengan tema Smart Agriculture yang disampaikan oleh keynote speaker Dr Desrial (IPB University), Prof Ryozo Noguchi (Kyoto University), Assoc. Prof Samsuzana Abd Aziz (UPM) serta Prof Hak-Jin Kim (SNU). Kegiatan dilanjutkan dengan focus group discussion (FGD) dan penandatanganan dokumen ICSA agreement of consortium establishment serta ditutup dengan kunjungan ke Lembaga Kawasan Sains Technopark IPB University.
Kegiatan ICSA yang diselenggarakan merupakan bagian dari Hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Tahun 2022. Dengan pelaksanaan International Consortium on Smart Agriculture (ICSA) yang digagas oleh Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University diharapkan dapat menjadi pondasi sinergitas antar berbagai stakeholder dalam penguatan dan pengembangan Smart Agriculture dimasa mendatang. (*)
Discussion about this post