Lebih dari sepuluh tahun kami tak bertemu. Acara penganugrahan Doktor (HC) di Unissula kesempatan sangat berharga. Saya bertemu pak Heppy. Rupanya pak Heppy masih ingat pertemuaan kami pada tahun 2010. Kami bersama sama memberi semangat pada calon-calon lulusan Undip untuk menatap masa depan yang mantap. Saya hadir di Unissula memang khusus ingin menyimak Tacit Knowledge dari pendiri IIBF tersebut. Pasti ada sesuatu yang menarik. Tim penilai dari Unissula punya kreteria khusus bagi kandidat. Tacit knowledge sangat penting bagi calon penerima Dr(HC). Tacit knowledge adalah gabungan antara pengetahuan kognitif dan teknis individu. Pengetahuan ini lahir berdasarkan pengalaman, self-learning, pengaruh keagamaan, perspektif, dan nilai-nilai yang dianutnya. Mestinya sesuatu yang unik. Ya, Heppy Trenggono memilikinya. Pria kelahiran Batang tersebut sangat piawai menyampaikan tacit knowledge unik yang dia miliki. Semangat mencintai Indonesia yang kental, penghayatan terhadap Pancasila yang utuh, dan pengalaman sebagai pengusaha nasional berskala internasional menghantarkan Heppy tampil memukau menyampaikan gagasannya. Saya yang kini lebih penganut transdisiplin dalam ilmu pengetahuan sangat menikmatinya. Heppy Beli Indonesia. Dari perenungan panjangnya dan perjalanan panjang Heppy melahirkan gerakan Beli Indonesia, bela Indonesia. Sebuah gerakan membangun kesadaran menggunakan produk Indonesia. Beli Indonesia. Sebuah gerakan membangun karakter bangsa. Perubahan dari bangsa konsumtif menjadi bangsa produktif. Ini bukan sekedar persoalan produk tegas Heppy. Ini adalah membangun karekter (character building). Gerakan Beli Indonesia sebuah gerakan bagian dari ekonomi Pancasila yang dikumandangkan Prof Mubiyarto. Grakan koperasi yang tercantum dalam konsitusi kita. Gerakan Beli Indonesia, Bela Indonesia adalah gerakan untuk pencapaian tujuan bernegara. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa. Gerakan Beli Indonesia terus diusahaakan melalui penkaderan calon calon pengusaha nasional di Indonesian Islamic Business Forum (IIBF).
Sinergi “Ekonomi Inovasi” dengan “Beli Indonesia”
Apabila setiap perusahaan dengan mudah dan murah dapat mendapatkan teknologi yang dibutuhkannya untuk berinovsi menghasilkan produk modern, maka muncullah perusahaan baru dan model bisnis baru. Pikiran inilah yang saya bawakan untuk pidato utama 2045 yang diselenggarakan oleh Forum 2045. Judul yang saya bawakan dalam diskusi online tersebut adalah, Indonesia maju 2045, berbasis ekonomi inovasi dengan SDM unggul. Diskusi tersebut bagaikan gayung bersambut dengan Heppy Beli Indonesia. Sebagai akademisi dan peneliti, saya sangat memperhatikan hilirisasi hasil-hasil riset perguruan tinggi yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat. Dalam 5 tahun terakhir group peneliti dari Center for Plasma Research telah memasuki pusat pusat pertanian hortikultura. Bersinergi dengan para petani dan koperasi untuk menyelamatkan produk hortikultura dapat disimpan lebih lama. Kami membawa teknologi dan beradapatasi dengan kebiasaan petani. Banyak hal yang diluar dugaan. Terjadi lompatan kuantum (quantum leap) di beberapa tempat. Sinergi pembawa inovasi dengan pengguna inovasi secara sadar akan memberikan peluang besar bagi suatu bangsa. Memang tak mudah. Elit-elit dan akademisi di kampus masih menganggap pekerjaan tersebut terlalu berat. Publikasi terindeks masih menjadi fokus. Banyak teknologi kita yang masuk dalam lembah kematian (valley of death). Apakah inovasi penting dalam menggerakkan ekonomi bangsa? Sangat penting. Dia adalah “darah” untuk bangsa dan negara. Peran inovasi dalam pengembangan ekonomi suatu negara yang menghantarkan Paul Romer memenangkan Nobel Ekonomi 2018. Pada tahun 1990, Romer menerbitkan apa yang telah menjadi landasan pemikiran ekonomi. Pemikiran ekonomi yang terkait pada peran penerapan teknologi dan inovasi dalam pertumbuhan ekonomi, produktivitas dan kemajuan global.
Pada akhir acara penganugrhan tersebut saya sempat berbicara “empat mata” dengan Dr (HC). H. Heppy Trenggono, S.Kom., M.Kom. Saya sampaikan bahwa Ekonomi berbasis Inovasi memang perlu mengalir sampai jauh kehilir. Beli Indonesia dan Bela Indonesia menjadi harapan. Sinergi Academic, Business, Community, and Government menjadi kekuatan untuk mencapainya. Menjadi negara maju dan mampu membayar pinjamannya menjadi harapan kita dimasa datang. Target mulia itu insyaallah dapat muncul berawal dari kemesraan sinergi ABCG ini. Semoga.
Semarang, 25 Januari 2023.
Catatan. Muhammad Nur, Guru Besar Fisika UNDIP
Baca Juga : KJRI Sydney Apresiasi Kegiatan Muhammadiyah NSW Australia
Discussion about this post