Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menorehkan prestasi gemilang. Tim ini berhasil menciptakan kacamata pintar berbasis machine learning. Kacamata ini membantu penyandang tunanetra mendeteksi jenis obat secara otomatis. Proyek inovatif bernama Vision Medichine ini mendapat pendanaan langsung dari Kemendiktisaintek RI untuk pengembangannya.
Tim memulai proyeknya dari proses seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di tingkat universitas. Kelompok yang terlibat menunjukkan semangat tinggi dan optimisme untuk menciptakan produk inovatif ini. Mereka terdiri dari Al Fitra Nur Ramadhani (Informatika) sebagai ketua, dan anggota lain: Muhammad Hanif (Informatika), Dwi Sukmawati (Farmasi), Zaki Hanif Izzet (Teknik Elektro), dan Riko Dwi Firmansyah (Teknik Elektro).
Inovasi Teknologi untuk Aksesibilitas
Tim mendesain Vision Medichine secara khusus. Desainnya menggunakan pendekatan generative AI dan teknologi voice assistant. Kacamata ini memberikan informasi obat melalui keluaran suara secara real time. Fitra, salah satu anggota tim, mengungkap bahwa inovasi ini berawal dari keprihatinan atas banyaknya penyandang tunanetra yang kesulitan mengidentifikasi obat yang akan mereka konsumsi.
Dengan bimbingan langsung dari dosen UMM, Galih Wasis Wicaksono, proyek Vision Medichine telah menunjukkan progres yang signifikan. Meski demikian, Fitra juga mengungkap bahwa prosesnya memiliki tantangan. Alat ini tak luput dari permasalahan teknis selama pengembangannya.
“Mungkin jika dihitung secara presentase, mesin ini telah berprogres sebanyak 30-40 persen dan masih banyak yang perlu dilakukan. Ada beberapa komponen dari alat kita tidak berfungsi seperti yang kami harapkan, misalkan seperti kamera yang pada uji lapangannya hasilnya berbeda dan tidak berfungsi. Maka tentu hal ini perlu di evaluasi dan dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.
Dengan dukungan berbagai pihak, tim pengembang Vision Medichine berharap dapat melanjutkan proyek ini ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Inovasi nyata dari tim mahasiswa UMM ini menunjukkan komitmen universitas dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga peduli pada isu sosial. Mereka menciptakan solusi teknologi yang inklusif dan aplikatif untuk masyarakat.




Discussion about this post