Sejak Bulan Maret 2020 para pelajar mulai TK-SD sampai PT melaksanakan pembelajaran di rumah dengan virtual atau online, sebagai implementasi peraturan pemerintah dalam memutus mata rantai pandemi Covid 19. Perubahan proses pembelajaran yang mendadak dari pertemuan di kelas menjadi pembelajaran virtual. Hal tersebut jelas tanpa persiapan yang memadai baik pihak dosen, kampus maupun orang tua serta mahasiswa itu.
Di satu sisi, dalam rangka menyongsong Revolusi Industri 4.0 pada program Merdeka Belajar, mahasiswa memerlukan transformasi pembelajaran agar lulusan Pendidikan tinggi menjadi generasi yang unggul. Generasi yang tanggap dan siap menghadapi tantangan zamannya, tanpa tercerabut dari akar budaya bangsanya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, dibutuhkan Pendidikan Karakter dengan karakteristik nilai-nilai baik (mengetahui nilai kebaikan, mau berbuat baik, bertindak nyata dalam kehidupan yang baik, dan memberikan dampak kebaikan kepada lingkungan), terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Diantaranya, karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
Sikap menurut Ajzen adalah disposisi untuk merespon positif atau negatif pada objek, orang, lembaga, atau peristiwa. Berkaitan dengan sikap tanggung jawab, mahasiswa sebagai pebelajar dewasa dapat menjalani perubahan dalam teknologi informasi secara cepat, apalagi mereka adalah kelompok millennial yang tidak terlepas dari gadget. Menurut Warsono tanggung jawab individu sebagai warga negara yang baik, meliputi tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa.
Terkait dengan sikap tanggung jawab mahasiswa terhadap lingkungan/masyarakat lebih ditekankan pada kepedulian terhadap lingkungan atau masyarakat. Perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang terjadi secara global. Habisnya bahan bakar fosil, krisis air, perubahan iklim, permukaan laut naik. Meningkatnya kebutuhan energi dan air dan berkurangnya sumber daya alam. Oleh karena itu diperlukan peran mahasiswa dalam masyarakat, dengan mengubah mindset agar belajar di rumah menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Sebagai contoh sikap tanggung jawab mahasiswa terhadap lingkungan, dengan melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan yaitu dengan mengajak/mempelopori pemuda atau remaja memulai membangun ekonomi dengan memelihara ikan lele/patin/belut atau beternak ayam kampung/bebek/kambing sesuai kondisi daerah yang ada. Dapat juga dengan melakukan pertanian dalam “Pot/polybag/wadah bekas” pada “Lahan Terbatas” atau “Rumah Kaca”, jadi “Bertani Modern” agar pemuda tertarik pada pertanian. Ilmu yang diperoleh waktu sekolah, mencari di google bertanya pada orang yang punya pengalaman bisa dipadukan oleh mahasiswa. Ingat Bela Indonesia, “Beli dari Saudara kita sendiri”. Agar ekonomi bergerak, menciptakan lapangan kerja dan membantu mengurangi angka pengangguran dari orang-orang yang di-PHK. Sehingga tercipta pembelajaraan dengan pemanfaatan teknologi. Karena dengan “Bertani Modern” merupakan salah satu cara/teknologi untuk mengatasi perubahan iklim yang ada atau dengan kalimat lain teknologi yang digunakan tidak tergantung pada lahan yang luas dan iklim yang ada. Proses pembelajaran langsung dan bermakna melalui eksplorasi, interaksi dengan lingkungan dan masyarakat, serta dapat membantu menyelesaikan masalah dunia nyata. Dengan demikian mahasiswa belajar dengan pendekatan berbasis kebutuhan individu dan berpusat pada siswa, sedangkan dosen berperan sebagai fasilitator. (UMSurabaya) (Covid 19)
Dr. Dra . Badruli Martati, S.H., MA., M.Pd (Dosen Prodi PGSD FKIP UMSurabaya)
Baca Juga : DRRC UI-Unhan Perkenalkan Konsep Mitigasi Bencana Berbasis Pengalaman
Discussion about this post