Academiamu
No Result
View All Result
Rabu, Mei 14, 2025
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
Subscribe
Academiamu
  • Beranda
  • Advetorial
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh
No Result
View All Result
Academiamu
No Result
View All Result
Home Info Kampus

Studium Generale ITB: Pentingnya Regulasi dalam Perkembangan Teknologi

by academiamu
Februari 16, 2022
in Info Kampus, Opini
Reading Time: 2 mins read
A A
Studium Generale ITB: Pentingnya Regulasi dalam Perkembangan Teknologi
160
SHARES
2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BANDUNG, itb.ac.id – Pada Rabu (16/2/2022), Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali melaksanakan acara Studium Generale yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube ITB. Acara hari ini mengusut topik Tantangan Perkembangan Teknologi, Demokrasi, dan Pentingnya Regulasi yang dibawakan oleh Prof. Dr. Drs. Henri Subiakto, S.H., M.A., Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika RI.

Pada zaman sekarang, perkembangan teknologi telah mendeterminasi kehidupan, termasuk kehidupan berdemokrasi. Teknologi memberikan kekuatan dan peran kepada suatu individu. Prof. Henri menjelaskan bahwa prinsip dan regulasi lama kini tidak lagi relevan. Hal ini disebabkan karena percepatan dari perkembangan teknologi yang menempatkan dunia pada kondisi yang belum pernah kita alami. Di sinilah pentingnya seorang akademisi memainkan peran.

RelatedPosts

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Soal Daya Beli Melemah di Masyarakat, Ini Kata Pakar Ekonomi UM Surabaya

Saat ini teknologi tidak hanya mencetak sejarah baru, tetapi juga dapat mengubah sejarah tersebut. Beberapa aliran kritis serta aliran teori yang berasal dari Frankfurt School, Chicago School, dan Toronto School juga mengatakan bahwa perubahan drastis teknologi memang mengubah sejarah. Hal ini terlihat dari era penemuan mesin cetak yang berhasil membawa perubahan dan menandai era kebangkitan baru (Renaisans).

Teknologi berkembang dengan sangat pesat terutama pada teknologi digital. Teknologi digital memungkinkan miliaran manusia saling terhubung satu sama lain, baik secara ekonomi maupun sosial. Keterhubungan ini disebabkan oleh teknologi digital yang memunculkan model bisnis, model politik, dan modek komunikasi yang baru. Hal ini membuat seseorang bisa menjadi seorang kritikus, wartawan, jurnalis, dll cukup dengan hanya memiliki gawai.

Namun, di era yang serba digital ini terdapat beberapa pihak yang sangat diuntungkan. Pihak tersebut adalah pihak yang memiliki platform digital secara global. Adanya surveillance capitalism membuat mesin-mesin digital bisa membaca perilaku manusia. Hal ini membuat manusia sebagai komoditas.

Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga itu menjelaskan, ada beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini. Misalkan dalam menggunakan media sosial. Media sosial yang mulai menimbulkan kebenaran semu merupakan hasil manipulasi kegaduhan dan komputasi propaganda. Misinformasi yang dianggap sebagai kebenaran sehingga menjadi sebuah realita di dalam pikiran membuat seorang menjadi fanatik.

Fanatisme kerap menjadi penyebab suatu negara runtuh. Fanatisme menyebabkan segelintir orang merasa bahwa realita yang ada di dalam pikiran mereka benar sehingga menimbulkan konflik yang memicu perang saudara. “Kalau dulu segregasi hanya berlaku secara fisik, sekarang sudah berlaku secara digital ketika semua berada di echo chamber yang sama,” tutur Prof. Henri.

Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena dunia digital, Pemerintah menghadirkan peraturan yang mengatur kehidupan di dalam dunia digital. Peraturan ini yang saat ini sering kita kenal sebagai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, ITB)

Baca Juga : Jangan Mengaku Data Scientist Jika Tidak Memahami Ini

Tags: ITB

Discussion about this post

ADVERTISEMENT
Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN Lembaga Bimbingan Belajar CLeFUN

Popular News

  • Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    Keadaan VUCA Menjadi Semakin BANI

    1223 shares
    Share 489 Tweet 306
  • Prof. Dr. Muji Setiyo, S.T., M.T Guru Besar Termuda di Perguruan Tinggi Muhammadiyah

    454 shares
    Share 182 Tweet 114
  • Peran Statistika Dalam Era Digital

    305 shares
    Share 122 Tweet 76
  • Dirjen Pendidikan Tinggi : Mahasiswa Kembali Beraktivitas di Kampus

    301 shares
    Share 120 Tweet 75
  • WANITA BERKERUDUNG ITU PENDIRI UNIVERSITAS PERTAMA DI DUNIA

    280 shares
    Share 112 Tweet 70

Recent News

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Perjalanan Mudik Penuh Tantangan: Dari Kansas hingga Kembali ke Tanah Air

Maret 31, 2025
Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Mudik Jarak Jauh, Dosen UM Surabaya: Ini Tanda dan Cara Mengatasi Microsleep

Maret 25, 2025

Kategori

  • Advetorial
  • blog
  • Info Kampus
  • Inspirasi
  • Internasionalnews
  • Opini
  • Sainstekno
  • Sosok
  • Tokoh

Site Navigation

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

ACADEMIAMU

“Berita Academia Nomor Satu Di Indonesia.”

 

“The greatest leader is not necessarily the one who does the greatest things. He is the one that gets the people to do the greatest things.”

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif

No Result
View All Result
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepage
    • Beranda
    • Advetorial
    • Info Kampus
    • Inspirasi
    • Internasionalnews
    • Opini
    • Sainstekno
    • Sosok
    • Tokoh

© 2021 Portal Berita Media Online Nasional Academiamu ~ Smart Inovatif Inspiratif