Televisi Muhammadiyah (TvMU) menggelar Launching buku Guyon Maton karangan Abdul Mu’ti , Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Jakarta (BPH UMJ) pada Jum’at (9/9) yang ditayangkan langsung melalui kanal YouTube . Kegiatan ini dipandu oleh Yusril Ihza Fahriza, kader Muhammadiyah seorang komika (stand up comedian). Yusril memandu kegiatan ini dengan humor yang membuat suasana cair dan asyik.
Peluncuran diawali dengan prakata Azaki Khoirudin, dari media Ibtimes.id, yang dalam hal ini sebagai penerbit. Zaki menjelaskan dua alasan diterbitkannya buku ini, yaitu subjektif dan objektif. “Alasan subjektif, buku ini berisi guyon/humor yang sering beliau (Mu’ti) sampaikan di forum-forum maupun sosial media berjumlah 54, sesuai dengan usia beliau. Alasan objektif, karena tokoh Muhammadiyah dikenal serius, dan buku itu menyajikan hal-hal serius dibalut dengan humor yang merepresentasikan Muhammadiyah,” jelas Zaki.

Buku Guyon Maton, Lucu Bermutu Ala Muhammadiyin resmi diluncurkan secara simbolis dengan dibagikannya buku kepada para tokoh Muhammadiyah yang hadir. Tampak Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si, Hadjriyanto Y. Tohari, Umar Hadi, Vasyl Hamianin, Achmad Basara, Benny Susetyo, hingga Ramzi, menerima buku sekaligus mendapat kesempatan untuk memberikan komentar lucu.
Komentar pertama diberikan oleh H. E. Hadjriyanto Y. Tohari, Ketua PP Muhammadiyah yang sekaligus Duta Besar RI untuk Libanon. Hadjriyanto berharap peluncuran buku ini menjadi penambah dimensi yang berbeda dari Muhammadiyah. “Karena Muhammadiyah dikenal dengan serius, dengan hadirnya buku ini menambah dimensi humor/lucu di Muhammadiyah,” ucap Hadjriyanto.
Komentar lucu yang kedua diberikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan yang ke-13, H. E. Umar Hadi. Hadi mendeksripsikan persahabatannya dengan Abdul Mu’ti yang menyebutkan adanya kelompok penggemar pa Abdul Mu’ti. “Mu’tinian namanya, dan saya sudah 20 tahun menjadi ketua Mu’tinian. Mu’ti selain lucu, juga mendidik, maka saya sebut pa Mu’ti selain aktivis dan intelektual, saya tambahkan Mu’ti sebagai pendidik,” ungkap Hadi.
Sementara itu, H. E. Vasyl Hamianin Dubes Ukraina untuk Indonesia, dengan keterbatasannya dalam berbahasa Indonesia, memberikan komentar lucu. Padahal sebelumnya ia mengaku tidak memiliki sense of humor yang baik. “I’m really happy because saya baru 10 bulan di Indonesia, and this is something new. Indonesia it’s about 3 things. Pertama Sholat, kedua berfoto, ketiga makan,” kata Vasyl.
Komentar lucu berikutnya disampaikan oleh Achmad Basarah Anggota DPR RI Fraksi PDIP. “Buku ini diciptakan oleh mas Mu’ti sekaligus memperingati milad Abdul Mu’ti yang ke-54. Buku ini amat sangat membantu kami untuk mencairkan suasana, dan saya berjanji akan saya gunakan saat melakukan ceramah, tapi jangan khawatir karena akan selalu saya sematkan asal humornya dari buku ini,” lugas Basarah.
Komentar lucu dilanjutkan oleh Romo Benny Susetyo dari Konferensi Waligereja Indonesia. “Prof Mu’ti punya yang namanya kuasa. Kuasa ilahi dan kuasa magis. Kuasa magis itu jika kita baca, lelucon pa Mu’ti itu bisa membuat hati terguncang dan membuat refleksi. Kuasa ilahi mampu menyatukan dan mendinginkan suasana sehingga jokes Prof Mu’ti kelas wahid. Buku ini mampu membangun energi positif, untuk itu buku ini sangat layak dibaca dan bagi saya, excellent,” tutur Benny.
Komentar lucu juga datang dari Ramzi, artis dan pembawa acara kondang. “Perlu pemahaman lebih untuk tertawa terhadap guyon yang ada di buku ini, diajak lucu sekaligus pintar. Mudah-mudahan buku ini bisa bermanfaat di sela-sela kesibukan negara kita. Kita berebut hati yang tenang saja, supaya bisa tertawa,” ucap Ramzi.
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., juga memberikan komentar lucu untuk buku Guyon Maton maupun Prof Mu’ti. “Mas Mu’ti memang sedikit pimpinan di Muhammadiyah yang kalau ceramah bisa mengeluarkan humor-humor segarnya. Gaya ceramah orang Muhammadiyah itu kebanyakan kaku, mungkin ada pengaruh dari gerakan purifikasi juga,” jelas Ma’mun saat diwawancarai via pesan singkat. Ia juga menambahkan, dalam urusan dakwah memang perlu diselipkan humor yang sewajarnya. “Berdakwah memang penting ada humornya, namun jangan terlalu banyak humor, jadi mengurangi kekhusyukan ceramah,” tambah Ma’mun.
Semua komentar lucu menghadirkan tawa dari seluruh peserta kegiatan. Beragam komentar lucu ditutup oleh tanggapan dari sang penulis buku. “Saya tentu merasa bahwa buku ini hanya kumpulan dari ceramah yang sebetulnya adalah permintaan dari pengikut saya di Instagram dan Twitter yang meminta untuk dikompilasikan. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu, hingga PP Muhammadiyah dan TvMu.,” ungkap Mu’ti. Mu’ti juga mendefinisikan istilah lucu dan anekdot yang banyak termuat dalam bukunya. “Lucu itu spontan, sebagian dari anekdot itu adalah cerita nyata bukan imajinasi. Dan ternyata humor itu, dalam kajian antropologi, adalah bagian cara orang untuk membahagiakan diri sendiri maupun orang lain, bahkan cara perlawanan,” tutup Mu’ti.
Tanggapan dari Prof Mu’ti yang paling mengundang gelak tawa. Humor yang disampaikan sangatlah ringan walaupun perlu memahami humor tersebut sedikit lebih lama. Buku ini dapat dibeli pada toko buku (Gramedia) dengan harga yang sama dengan usia Prof Mu’ti, 54, Rp.54.000. (JD/KSU)
Baca Juga : Tips Pakar UM Surabaya agar Kolesterol Tidak Melonjak saat Menyantap Daging Kurban
Discussion about this post