Pendidikan di abad 21 mendapatkan tantangan besar, karena harus mempersiapkan peserta didik menghadapi perkembangan global yang selaras dengan kemajuan di bidang teknologi. Selain itu, perkembangan informasi yang sangat pesat dalam mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia, juga menjadi salah satu tantangan di dunia pendidikan.
Secara khusus, tantangan yang kompleks dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah sebagai berikut. Pertama, akses dan kesetaraan. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak daerah mengalami kesenjangan dalam mengakses pendidikan, baik secara geografis maupun sosial. Upaya untuk memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan berkualitas, tetap menjadi tantangan.
Kedua, relevansi kurikulum. Kurikulum yang ketinggalan zaman atau tidak relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat saat ini, dapat menghambat kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
Ketiga, teknologi dan digitalisasi. Meskipun teknologi memberikan banyak peluang, namun integrasi teknologi dalam pendidikan memerlukan infrastruktur yang memadai. Termasuk pelatihan bagi guru dan siswa.
Keempat, keterampilan abad 21. Mengajarkan keterampilan kritis seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas sangat penting. Tetapi sering kali sulit diimplementasikan dalam sistem yang tradisional.
Kelima, kesejahteraan siswa. Masalah kesehatan mental dan kesejahteraan siswa semakin diakui. Tetapi dukungan yang memadai sering kali belum tersedia di banyak sekolah.
Keenam, persaingan global. Dalam dunia yang semakin terhubung, sistem pendidikan perlu mempersiapkan siswa untuk bersaing secara global, yang memerlukan pemahaman lintas budaya dan bahasa.
Ketujuh, kualitas guru. Meningkatkan kualitas pendidikan sangat bergantung pada peningkatan profesionalisme dan pelatihan guru, yang sering kali belum memadai.
Kedelapan, fleksibilitas pembelajaran. Kebutuhan untuk menyediakan pembelajaran yang fleksibel, seperti pendidikan jarak jauh dan pembelajaran berbasis proyek. Ini menjadi semakin penting, terutama di masa krisis.
Kesembilan, pembelajaran seumur hidup. Dengan perubahan cepat dalam teknologi dan industri, penting untuk mendorong sikap pembelajaran seumur hidup agar individu dapat terus beradaptasi.
Menghadapi tantangan ini, memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Pendidikan di Indonesia perlu beradaptasi, agar mampu melahirkan generasi yang unggul di berbagai bidang, sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain.
Maka, pendidik bersama peserta didik juga harus memiliki inovasi-inovasi baru pada pembelajaran guna menghadapi Revolusi Industri 4.0 menuju era Society 5.0. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui jalur pendidikan harus dioptimalkan. Mulai dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi menjadi kunci untuk dapat mengikuti tuntutan perubahan zaman.
Pembelajaran Project Citizen
Budimansyah (2009) mengungkapkan, project citizen merupakan salah satu model pembelajaran yang berguna untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan, dan watak kewarganegaraan demokratis berdasarkan pendekatan instructional treatment berbasis masalah. Sejarah pembelajaran project citizen digunakan pertama kali tahun 1992 di California Amerika Serikat. Program ini selanjutnya dikembangkan pada tahun 1995 oleh Center for Civic Education (CCE).
Di Indonesia, model ini sudah diadaptasi ke dalam praktik belajar kewarganegaraan yang kemudian diujicobakan oleh Center for Indonesian Civic Education (CICED), bekerja sama dengan Center for Civic Education (CCE) dan Kanwil Depdiknas Jawa Barat, pada Juli 2000 hingga Januari 2001.
Dalam pembelajaran project citizen, diintegrasikan berbagai komponen seperti pemecahan masalah sosial, inkuiri sosial, keterlibatan sosial, kerja sama dalam belajar, disimulasikan mendengar, dialog mendalam dan pemikiran kritis, klarifikasi nilai, pembelajaran yang demokratis, menantang, aktif, dan menyenangkan. Pembelajaran ini juga mendorong peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan di masyarakat.
Penguatan Keterampilan Abad 21
Pembelajaran abad ke 21 menitikberatkan pada keterampilan memecahkan masalah, karakter, kreativitas, kerja sama, berpikir kritis, komunikasi, dan kemasyarakatan. Aktivitas pembelajaran seharusnya tidak berpusat pada pendidik (teacher-centered learning), tapi berpusat pada peserta didik (student-centered learning).
Hal tersebut bertujuan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di abad 21 atau yang dikenal dengan “The 4C Skills”.
Penerapan pembelajaran project citizen mampu membawa peserta didik mengembangkan the 4C skills yang meliputi: communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), serta creative and innovative (kreativitas dan inovasi).
Model project citizen akan mengarahkan peserta didik untuk lebih aktif dalam menjalani proses pembelajaran. Kegiatan diawali dengan langkah peserta didik yang berpikir kritis untuk menentukan dan menelaah permasalahan secara berkelompok. Kemudian berkomunikasi dan berkolaborasi untuk mencari informasi dalam menemukan solusi sebagai pemecahan masalah.
Langkah berikutnya, mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk menuangkan hasil produknya dalam bentuk portofolio. Terakhir, peserta didik menyajikan portofolio dalam bentuk presentasi di depan rekan-rekan satu kelas.
Dengan fokus pada aktivitas ini, project citizen berkontribusi untuk penguatan keterampilan abad 21. Sekaligus mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan di dunia yang terus berubah dan kompleks.
Ditulis oleh: Agus Prasetyo, S. Pd., M. Pd. (Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Sumber: Radar Solo Edisi Rabu, 30 Oktober 2024
Discussion about this post