Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd, pada Ahad, 10 Oktober 2021 pukul 13.40 WIB di RSCM, Jakarta. Almarhum merupakan Mantan Bendahara Umum PP Muhammadiyah, sekaligus Mantan Rektor UHAMKA dan UM Bandung. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Prof Suyatno adalah tokoh yang gigih, pekerja keras, ulet, berpikiran maju. “Beliau juga sosok yang ramah, ceria, dan baik kepada siapapun. Kita sungguh kehilangan orang yang radius pergaulannya luas dalam memajukan Muhammadiyah,” ucap Haedar pada Ahad (10/10).
Haedar menambahkan, sosok Prof Suyatno kalau diberi tugas Muhammadiyah tidak pernah menolak, meski berat. Beliau melayani siapa saja yang menemuinya untuk memajukan pendidikan dengan longgar hati dan terbuka. “Beliau sukses memimpin Uhamka dan merintis UM Bandung,” tutur Haedar.
UHAMKA dan Prof. Suyatno bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Namanya selalu beriiringan. Jika ingat UHAMKA orang juga nama Prof. Suyatno, begitu sebaliknya. Kepiawaian mengelola UHAMKA selama tiga periode dari tahun 2004 -2017 tak lepas dari kemampuannnya dalam membina hubungan baik dengan berbagai pihak. Prof. Suyatno adalah sosok yang memegang teguh berkah silaturahim. Baginya silaturahim adalah kunci. Karena silaturahim, jaringan Prof. Suyatno menjadi luas dan kuat sehingga terpilih menjadi Ketua Forum Rektor Indonesia Pada Tahun 2016. Berkah silaturahim pula Prof. Suyatno mampu membuat UHAMKA menjadi kampus yang maju, unggul dan terdepan.
Prestasi demi prestasi ia raih. Prof. Suyatno pun didapuk oleh PP Muhammadiyah sebagai Bendahara Umum (2015-2020). Tak berhenti di situ, ia juga diminta untuk mengabdi dan membangun Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB). Almarhum Prof. Suyatno dalam suatu kesempatan mengaku, sebagai kader Muhammadiyah, ia tak bisa menolak amanah apapun yang diberikan PP Muhammadiyah, Prof. Suyatno hanya bisa menerima, menjalankan, dan menjaga kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya.
Bangsa Indonesia khususnya dunia pendidikan sangat kehilangan sosok visioner seperti beliau, Keluarga tentu kehilangan sebagaimana kita warga Muhammadiyah. Tetapi Allah telah menggariskan ajal bagi para hamba-Nya. “Semoga almarhum Prof Suyatno husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dan ditempatkan di jannatun na’im,” tutup Haedar.
Baca Juga : Siti Baroroh Baried, Profesor Perempuan Pertama Indonesia
Discussion about this post