Salah satu Program Matching Fund Kedaireka Universitas Padjadjaran yang diketuai Dr. Dwi Purnomo, M.T, berjudul “Change Management Melalui Penerapan OKRs untuk Bisnis yang Inovatif” berhasil merangkul sejumlah dosen dari berbagai perguruan tinggi untuk merancang proses pembelajaran transformatif.
Pertemuan dengan para dosen dilakukan pada 20 dan 27 November 2021, lalu, secara daring.
Program Matching Fund yang melibatkan mitra Industri BDO Indonesia, PT Linxbrain Indonesia dan Agility Transformation ini memiliki tiga pilar pelaksanaan dalam upayanya melakukan diseminasi manajemen perubahan, yakni, pilar mahasiswa, industri, dan manajemen perubahan dalam tridarma perguruan tinggi.
Sebelumnya, sudah dilakukan kegiatan bersama 30 industri untuk melakukan proses transformasi digital bisnisnya. Selain itu, sudah dilakukan kegiatan Manajemen Perubahan selama tiga bulan yang mengikutsertakan 200 mahasiswa.
“Pada pilar ke-3 merupakan sesi manajemen perubahan yang akan berfokus pada pembelajaran transformatif, komersialisasi riset, dan inovasi sosial dalam pengabdian kepada masayarakat,” ungkap Dwi dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad.
Pertemuan dengan para dosen dilakukan dengan mengupas tuntas tentang bagaimana mindset, skillset dan toolset baru era digital dapat diterapkan dalam kelas-kelas perkuliahan. Topik yang diusung adalah “Agility for Higher Education: Metode Pembelajaran Masa Depan”. Kegiatan diikuti oleh 62 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Pada pertemuan tersebut, tim Unpad mendiseminasikan pemahaman bagaimana dasar berpikir dalam menyelenggarakan pembelajaran di era digital. Acara juga diisi dengan materi bagaimana memilih model pembelajaran yang tepat dengan pendekatan problem dan project based learning dan bagaimana menggunakan online whiteboard secara kolaboratif besama.
Salah satu pemateri, Ryan Hara Permana, S.Kep, Ners, MN yang merupakan Koordinator LiVE Unpad menyampaikan kerangka berpikir sekaligus memandu bagaimana proses pembelajaran era digital yang komprehensif.
Selanjutnya, Dwi Purnomo menjelaskan bagaimana proses manajemen perubahan dapat diterapkan di universitas masing-masing dengan melibatkan para inovator dan “early adopters”. Proses ini dibangun dengan terus menjaga proses inovasi hingga secara bertahap seluruh populasi melakukan proses transformasi yang utuh dalam periode waktu tertentu.
”Diskusi begini yang kita butuhkan, sekaligus ajang untuk ketemu para early adopters. Semoga ke depan dapat melakukan proyek kolaboratif yang luar biasa,” ungkap salah satu peserta, Hendra Agustina dari Universitas Garut.
Komentar positif juga datang dari peserta lain.”Sangat insighful, transformative learning perlu diterapkan dan terus dikembangkan. Mohon kiranya dapat terus berkolaborasi dan mendampingi proses transformasi di Universitas kami,” ujarnya Deden dari Universitas Bhakti Kencana.
Dalam waktu dekat, pertemuan lanjutan akan diseleneggarakan secara daring, yaitu mambahas proses transformasi dalam komersialiasi riset pada 4 Desember 2021 dan mengenai inovasi sosial dalam pengabdian kepada masyarakat pada 11 Desember 2021.(Unpad)*
Baca Juga : Sukses Gelaran Acara Jelajah IPB 2021
Discussion about this post