Pada tanggal 12 Februari 2022, UAI (Universitas Al-azhar Indonesia) mengadakan sarasehan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Nara sumbernya adalah para mahasiswa yang pernah ikut berbagai kegiatan MBKM tahun 2021, terutama MSIB (Magang dan Studi Independen Bersertifikat), PPMDN (Program Pertukaran Mahasiswa Dalam Negeri), IISMA (Indonesia International Student Mobility Award) dan Bina Desa.
Kesan secara umum para mahasiswa merasakan banyak manfaat dari kegiatan MBKM ini. Para mahasiswa UAI yang mengikuti proses pembelajaran di beberapa Kampus luar Jawa merasakan ada sensasi yang berbeda dengan Jakarta. Di daerah selain udara terasa lebih bersih juga kebudayaan dan makanan lokal yang khas. Ada diantara mereka yang baru kalii pertama merasakan perjalan jauh ke Wilayah Kalimantan Timur. Penyambutan teman-temannya di kampus tujuan juga sangat positif bagi persahabatan. Walaupun kegiatan hanya sebentar, kesan dan manfaatnya bisa bertahan lama.
PPMDN ini cukup berhasil meyakinkan betapa Indonesia ini beragam. Semboyan Bhineka Tunggal Ika sangat dirasakan dalam bentuk kenyataan. Buka sekedar symbol. Diharapkan rasa kecintaan terhadap Indonesia semakin tumbuh. Kelak bila mereka sudah menjadi pemimpin, pengalaman ini akan menjadikan mereka terus merajut persahabatan dan kekeluargaan.
Dari mahasiswa peserta IISMA juga luar biasa manfaatnya. Selain mereka baru pertama kali ke Kampus Tujuan, juga bisa merasakan kehidupan masyarakat di Kota dimana kampus berada. Tentu kebiasaan dan budaya berbeda dengan di Indonesia. Dosen dan mahasiswa lokal dan mahasiswa asing di Kampus umumnya ramah dan penolong. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk membantu bila diminta bantuan. Terlihat lebih ikhlas. Tatakrama berkomunikasi dengan dosen melalui WA berbeda dengan di Indonesia. Umumnya dosen hanya akan menjawab WA mahasiswa di waktu jam kerja. Berbeda dengan di Indonesia, tidak sedikit mahasiswa yang mengirim pesan kilat WA di malam hari dan atau hari libur. Dan dosen pun umumnya menjawab.
Dalam komunikasi dosen-mahasiswa lewat WA ini, memang sebaiknya ada pengaturan. Intinya dosen tentu harus melayani proses pembelajaran mahasiswa, tetapi tidak salah bila di waktu-waktu libur, dosen tidak menjawab pertanyaan mahasiswa. Akan bila tidak ada peraturannya, dosen jadi serba salah.
Secara umum IISMA sangat bermanfaat bagi mahasiswa kita dalam memperoleh pengalaman baru di luar negeri. Mereka belajar bergaul dengan teman-temannya dari berbagai negara. Dan saling mencoba jenis-jenis makanan yang sangat variatif. Juga berguna bagi Indonesia dengan menitipkan agar mahasiswa kita dapat menampilkan kesenian Indonesia di Kampus luar negeri.
Untuk PPMDN (Program Pertukaran Mahasiswa Dalam Negeri), Konsep Mata Kuliah Modul Nusantara (MN) tentu sangat baik dalam mempercepat pemahaman akan keragaman budaya ini. Seperti kasus di UAI, para dosen MN menjelaskan tentang budaya Betawi dan kekhasan Jakarta, termasuk kuliner, kesenian, Kota Tua, Masjid Istiqlal, Masjid Agung Al Azhar, Katedral, Museum Gajah, TMII, dan lain-lain.
Berhubung kondisi di Jakarta pada bulan September-Desember 2021 masih dalam keadaan PPKM (Program Pengetatan Kegiatan Masyarakat) level III, maka UAI (Universitas Al-azhar Indonesia) tidak dapat menghadirkan mahasiswa dari Kampus luar UAI. Padahal para mahasiswa tersebut sangat berkeinginan untuk dapat hadir di UAI sekalian melihat tempat-tempat yang bersejarah.
Atas dasar pengalaman itu, sudah waktunya Kementerian Dikbud Dikti Ristek mulai memanfaatkan teknologi “metaverse”. Mahasiswa luar Jakarta tetap bisa datang ke ruang virtual metaverse layaknya mereka berada di lokasi secara nyata. Mahasiswa dapat berdiskusi dengan dosen atau pemandu lokasi metaverse. Begitu juga mahasiswa Jakarta bisa ke kampus-kampus luar Jawa melalui program PPMDN-Metaverse. Dalam hal ini mata kuliah Modul Nusantara dapat dijadikan uji coba.
Asep Saefuddin (Rektor Universitas Al-azhar Indonesia/Guru Besar FMIPA IPB)
Baca Juga : Guru Besar Kehutanan UGM: Galakkan Pembangunan KPH
Discussion about this post