Dekatnya kehidupan manusia dengan handphone, terkadang membuat seseorang hidup dengan handphone selama 24 jam. Bahkan handphone menjadi benda pertama yang dicari seseorang sesaat setelah ia bangun tidur. Dengan masih mengantuk atau belum sepenuhnya tersadar, seseorang langsung membuka handphone dan bahkan mengecek apa yang telah mereka lewatkan di media sosial.
Walaupun memiliki fungsi yang luar biasa, ponsel dan jenis perangkat elektronik atau gawai lainnya dapat berefek negatif saat digunakan secara berlebihan. Dilansir Times Now News, study dari IDC menujukkan sekitar 80 person pengguna ponsel pintar kerap memeriksa apa yang ada di dalam perangkat mereka selama 15 menit setelah bangun di pagi hari.
Fety Khosianah Dosen Psikologi UM Surabaya menjelaskan beberapa dampak yang ditimbulkan jika seseorang terlalu sering mengecek hp saat bangun tidur.
Menurutnya dampak pertama dari membuka ponsel beberapa saat setelah bangun pagi adalah menempatkan diri seseorang dalam situasi yang penuh tekanan. Dengan banyaknya pesan yang masuk melalui berbagai aplikasi seperti whatsApp maupun surat elektronik, membuat seseorang semakin bingung harus merespon yang mana terlebih dahulu.
“Hal ini bukanlah cara yang tepat untuk memulai hari, mengingat fakta bahwa seseorang akan melihat banyaknya pesan dari berbagai aplikasi, dan membuat terganggu untuk memulai hari dengan pikiran yang tenang dan nyaman,”jelas Fety Senin (27/6/22)
Menurut psikiater Nikole Benders-Hadi, bahwa dengan melihat handphone sesaat setelah bangun tidur akan membuat tingkat stres bertambah dan merasa kewalahan terhadap banyak hal.
Sebuah studi oleh tim dari University of Gothenburg di Swedia menemukan bahwa frekuensi tinggi dalam penggunaan ponsel meningkatan risiko gangguan tidur dan gejala depresi pada laki-laki dan perempuan di usia muda.
Dampak kedua adalah dapat memicu pola makan yang buruk. Saat pagi hari seseorang melihat banyaknya pesan yang masuk, melihat postingan orang lain yang mungkin lebih bahagia, hal tersebut bisa berujung pada sikap membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Hal ini bisa membuat seseorang meniru apa yang dilakukan orang lain, misal dengan meniru apa yang mereka makan tanpa memperhatikan kebutuhan dan kemampuan diri. Hal ini jika dilakukan berulang-ulang bisa memicu obesitas terutama pada orang-orang yang memiliki metabolisme tubuh yang rendah.
Atau jika seseorang melihat bentuk tubuh orang lain yang jauh lebih bagus, akan membuat seseorang mengambil keputusan untuk membatasi makanan. Hal ini jika dibiarkan bisa menyebabkan timbulnya penyakit, misalnya maag karena tidak pernah sarapan, atau bahkan lebih buruknya bisa menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan makan seperti anorexia nervosa maupun bulimia nervosa.
“Dampak ketiga adalah membuat seseorang sulit fokus dan mengganggu kemampuan untuk memprioritaskan tugas. Saat seseorang kebanjiran informasi dan belum sepenuhnya sadar dari bangun tidur membuat kemampuan otak berkurang untuk fokus dan memprioritaskan tugas,”imbuhnya lagi.
Untuk menghindari hal ini Fety menyarankan agar sebaiknya seseorang minum segelas air putih terlebih dahulu ketika bangun tidur di pagi hari. Sebaiknya ketika bangun tidur itu ambil jeda dan luangkan waktu untuk menjernihkan hati dan pikiran agar kesehatan mental tidak terganggu, serta pastikan kondisi anda hingga benar-benar terjaga terlebih dahulu sebelum membuka handphone.
Dampak keempat adalah membuang-buang waktu dan mengurangi produktifitas. Awalnya seseorang hanya ingin mengecek handphone selama 15 menit, namun lama kelamaan tidak terasa satu jam berlalu anda mengecek handphone.
Setelah menyadari satu jam berlalu, dan ternyata belum melakukan apa-apa, seseorang akan bangun dan terburu-buru bersiap-siap menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungan. Jika ini terjadi berulang kali akan membuat jadwal aktivitas harian anda bisa terganggu dan lama kelamaan bisa menyebabkan penurunan produktifitas.
“Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan ponsel pintar yang terlalu lama dapat membuat orang berisiko lebih tinggi terkena sindrom nyeri leher, penglihatan kabur, kelebihan berat badan, hingga obesitas,”pungkasnya.
Baca Juga : Alumni Fisika ITB Jelaskan Hilirisasi Riset Ventilator di Indonesia
Discussion about this post