Di tengah gejolak kenaikan harga BBM yang mengerek harga-harga bahan pokok hingga barang dan jasa lainnya tentu membebani masyarakat. Beberapa komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan harga diantaranya cabai, bawang merah dan bawang putih.
Per tanggal 11 September 2022, data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukkan bahwa harga bawang merah naik 0,14 persen dibanding harga sebelumnya, yakni menjadi Rp36.450 per kilogram dan harga bawang putih naik 0,17 persen jadi Rp28.850 per kg. Jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan 7,57 persen dan cabai rawit hijau naik 8,31 persen.
Sedangkan harga bawang merah sebelumnya Rp22 ribu/Kg naik menjadi Rp28 ribu/Kg. Bawang putih dari harga Rp16 ribu/Kg menjadi Rp18 ribu/Kg. Tanpa terkecuali harga sayuran seperti sawi, kacang panjang, terong, brokolo naik menjadi Rp4 ribu dari harga sebelumnya.
Arin Setyowati Pakar Ekonomi UM Surabaya membagikan beberapa tips cara mengelola keuangan dari gencatan harga-harga yang merangkak naik.
Pertama yang harus dilakukan adalah mengkaji ulang pos pengeluaran. Hal ini dilakukan dengan cara memilih dan memilah untuk mengatur ulang persentase pengeluaran yang bisa untuk dikurangi hingga dipangkas guna menyesuaikan dengan gejolak harga-harga bahan pokok yang terkontraksi akibat kenaikan harga BBM. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya defisit anggaran belanja rumah tangga.
Kedua membuat prioritas kebutuhan. Diantara tumpukan kebutuhan dan keinginan, maka di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak ditujukan untuk pengaturan alokasi anggarannya.
“Bisa jadi ada yang bisa ditiadakan, jika tidak bisa maka dikurangi jumlahnya atau bisa dengan cara menggantinya dengan produk pengganti,”jelas Arin Jumat (16/9/22)
Ketiga berhemat, dalam keuangan rumah tangga, maka ada beberapa ragam pengeluaran diantaranya pos pengeluaran wajib dan tidak tetap. Yakni pengeluaran yang pasti dikeluarkan setiap bulan, namun jumlah maupun nominalnya tidak tetap. Diantaranya tagihan listrik, air PDAM, telepon maupun biaya makan harian.
“Besar tidaknya pengeluaran pada pos ini tergantung individu masing-masing. Sehingga pos ini sangat memungkinkan dijadikan sasaran untuk berhemat di tengah gejolak harga barang dan jasa,”katanya lagi.
Keempat melakukan perbandingan harga. Selanjutnya adalah memulai strategi berbelanja dengan cermat memilah dan milih harga barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Baik membandingkan harga antar toko, maupun antar merk barang. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan harga terbaik dan menguntungkan.
“Kelima mengoptimalkan promo dan diskon. Hal ini sebagai langkah pamungkas untuk menyeimbangkan antara pendapatan dengan pengeluaran di tengah lonjakan harga barang dan jasa sebagai dampak kenaikan harga BBM,”tutup Arin.
Baca Juga : Ilmu Hikmah menurut Dosen FISIP UIN Walisongo Semarang – Bagian 3
Discussion about this post