Baru-baru ini ramai diperbincangkan oleh warganet, adanya video seorang Qori’ah (sebutan perempuan muslim yang membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu) di sawer oleh beberapa jama’ah dengan uang, ketika melantunkan Ayat-ayat Al-Qur’an di atas panggung.
Dalam unggahan video yang viral tersebut qori’ah bernama Ustdzah Nadia Hawasyi disawer saat peringatan Maulid Nabi pada 20 Oktober 2022 di daerah Kabupaten Padeglang, Banten.
Dari video yang viral tersebut banyak sekali warganet yang mencibir dan mengutuk keras tindakan kurang pantas yang dilakukan oleh jama’ah untuk menyawer seorang qori’ah.
Selain menarik perhatian masyarakat, ramainya kasus tesebut juga menarik perhatian para akademisi untuk memberikan tanggapan, salah satunya Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya M Febriyanto Firman Wijaya.
Dalam keterangan tertulis, Ryan memaparkan adab seorang muslim ketika mendengarkan lantunan ayat Al-Quran.
Menurutnya yang pertama adalah mendengar dan berdiam diri, seperti dalam surat Al-A’raf ayat 204 yang artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Quran maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” Didalam tafsir Tafsir Al-Mukhtashar ayat di atas menjelaskan Apabila Al-Qur`?n dibaca, maka dengarkanlah bacaannya dengan seksama. Jangan berbicara atau menyibukkan diri dengan hal lain, agar kalian mendapatkan rahmat Allah.
Kedua, jangan membuat kegaduhan, Allah SWT berfirman dalam Surat Fusillat ayat 26, “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”.
Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah juga membahas tentang ayat ini yang terkait kisah para pemimpin orang-orang kafir yang saat itu berkata kepada para pengikut mereka di Makkah:
“Janganlah kalian mendengar Muhammad saat dia membaca Al-Qur’an, dan buatlah kebisingan saat dia membacanya, agar orang yang mendengarnya tidak terpengaruh dan agar kalian dapat mengalahkan agamanya.”
Sehingga Allah SWT secara tegas mengutuk mereka dan akan menimpakan azab yang berat bagi orang-orang kafir, dan di akhirat Kami akan membalas mereka dengan balasan yang lebih buruk dari dosa yang mereka perbuat.
Ketiga, memahami makna ayat yang di dengarkan, seperti di dalam surat Al-Mu’minun:68 “Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang kepada nenek moyang mereka dahulu?”
“Memperhatikan perkataan yang dimaksud di dalam ayat tersebut adalah dengan cara merenung, memahami, menghayati, dan mengamalkannya,”tegas Ryan Sabtu (7/1/23)
Keempat, merasa bertambah keimanan saat mendengarnya. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”(QS Al-Anfal:2)
Kelima, akan diberikan kebaikan yang berlipat ganda, seperti yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menyimak satu ayat dari Kitab Allah, maka akan ditulis baginya kebaikan yang berlipat ganda, dan barangsiapa yang membacanya maka baginya cahaya di hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Menurut Ryan, peristiwa memberi saweran kepada Qori’ah yang sedang viral merupakan suatu tindakan yang jauh dari adab seorang muslim dalam mendengarkan bacaan Al-qur’an.
“ Jika memang niat para jama’ah memberikan hadiah kepada si Qori’ah maka akan lebih baik dan beradab dengan memberikannya saat acara telah selesai, dan jika memang itu termasuk acara besar seharusnya panitia wajib membuat peraturan acara agar tidak naik ke panggung sebagaimana adab seorang jama’ah yang sedang medengarkan lantunan Al-Qur’an,”pungkas Ryan.
Discussion about this post