Demi menumbuhkan kecintaan terhadap pertanian di kalangan generasi muda, Tani Center IPB University mengadakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kampus Sawah Merdeka (Pusaka): Pemuliaan Varietas Padi. Program ini bertujuan sebagai tempat pembelajaran dalam pemuliaan tanaman dan industri benih yang berkelanjutan.
Dr Hermanu Triwidodo, Kepala Tani Center IPB University menjelaskan program ini dalam Studium General dengan topik “Menumbuhkan Kecintaan Generasi Muda pada Pertanian dan Profesi Petani”, (10/11).
“Kami ingin generasi muda mencintai pertanian dan profesi petani. Anak muda tidak perlu takut kotor dan malu dengan profesi petani. Bahkan seharusnya profesi tersebut dinikmati melalui pembelajaran yang asik dan Keren,” ujarnya. Menurutnya, kuliah di lahan sawah tentunya tidak akan sama dengan belajar di dalam ruangan. Suasana pedesaan dapat dinikmati dan menjadi kenangan tersendiri. Pembelajaran yang keren adalah menjadi petani yang mampu secara merdeka dalam berbisnis, mampu mengenali diri sendiri, dan menggaji diri sendiri.
“Terdapat 233 pendaftar yang ikut serta dalam program ini, serta 16 pendamping atau dosen penggerak yang mendampingi. Peserta dari IPB University tertinggi yakni 56 pendaftar. Selain sebagai wadah belajar, program tersebut diharapkan dapat menjadi wadah silaturahmi dan menggali ilmu pertanian,” imbuhnya.
Ia optimis program ini dapat melahirkan bibit-bibit generasi milenial yang cinta pertanian dan menghormati pertanian serta profesi petani. Menurutnya, anak muda dinilai berani berpikir cerdas dan bebas serta tidak takut mengambil risiko. Anak muda juga memiliki berbagai ide yang cemerlang dan tidak mudah letih.
“Sejumlah 233 anak muda ini (diharapkan) akan melahirkan generasi-generasi petani dan pengusaha tani baru yang belajar dari para pakar,” ujarnya. Di sini, lanjutnya, para peserta akan diajari petani pemulia tentang cara memuliakan tanaman. Harapannya, para peserta juga dapat belajar bersama dan hidup berdampingan dengan petani dalam suasana pedesaan. Paling tidak mengetahui terkait perjalanan dan kehidupan petani dengan cara terkini.
Dengan begitu, imbuhnya, cara pandang anak muda diharapkan bergeser dari permasalahan pertanian yang dipandang menyedihkan menjadi keajaiban. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi petani muda yang mampu menanggapi isu pertanian serta memuliakan diri sendiri dan keluarga.
“Jadi nantinya, paling tidak generasi muda (dapat) menghilangkan orang-orang yang biasa menginjak petani untuk sukses. Seperti yang diketahui, mafia benih masih sering ditemukan di pedesaan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa program ini digelar agar stigma petani terhadap anak muda akan berubah. Sebagian petani masih menganggap anak muda malas-malasan untuk terjun di sektor pertanian.
“Melalui program MBKM Pusaka, cara pandang petani akan bergeser. Begitu juga dengan anak muda. Selain itu, program ini diharapkan dapat membuka peluang bisnis dan pelayanan,” tandasnya. (MW/Zul, IPB)
Baca Juga : Prodi Agribisnis UMMI Gelar Capacity Building Bagi Petani Milenial
Discussion about this post