Prof. Muhammad Nurdin, Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Tenggara setelah berhasil mencatatkan namanya di 2 % Ilmuan Paling Berpengaruh di Dunia, kini pada (18/11) ia kembali menorehkan tinta emas setelah dirinya mendapat Penganugrahan Penghargaan Muhammadiyah 2021.
Guru Besar Bidang Ilmu Kimia Universitas Halu Oleo, Kendari Sulawesi Tenggara ini menjadi satu diantara 5 tokoh Muhammadiyah yang mendapat anugrah yang sama di acara Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah yang digelar di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Muhammad Nurdin lahir di Ujung Pandang pada 6 Juni 1966, ia mengenyam pendidikan S1 Ilmu Kimia di Universitas Hasanuddin, Makasar pada 1992, kemudian menyelesaikan pendidikan magister di University of Tasmania Australia pada 1998, dan pada tahun 2008 mendapat gelar doktor dari Universitas Indonesia pada 2008.
Dikutip dari Booklet Panitia Milad ke-109 Muhammadiyah, Muhammad Nurdin pada 2008-2009 kembali meneruskan pendidikan di tingkat post-doctoral di Universitas Indonesia untuk mendalami bidang studi Kimia Lingkungan Photoelectrocatalytic.
Muhammad Nurdin, juga telah banyak melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, publikasi ilmiah terstandar Q1, menjadi narasumber pada seminar dan lokakarya nasional. Aktivitas tersebut mengantarka dirinya menjadi ilmuwan yang diakui, bahkan berhasil mendapat banyak penghargaan.
Diantara penghargaan-penghargaan yang ia peroleh yaitu, 500 peneliti terbaik Indonesia Award dari Kemristek/BRIN tahun 2020, Dosen paling Produktif dalam BUka 50 Institusi Nasional dari Kemenristekdikti tahun 2017, Dosen paling produktif dalam bidang Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi Kategori Profesor UHO dari UHO pada tahun 2016, hingga Satya Lencana Kesetiaan dari Presiden RI pada tahun 2010.
Dikutip dari berbagai sumber, Muhammad Nurdin menuturkan bahwa capaian akademik yang berhasil dirinya raih bukan semata-mata karena dirinya pribadi, akan tetapi berkat dukungan dari banyak pihak. Selain itu, untuk menjaga keberlangsungan semangat riset di kalangan anak muda, ia menggandeng mahasiswanya untuk terlbita aktif dalam riset yang ia lakukan.
Para mahasiswa atau peneliti muda tersebut tergabung dalam lembaga penelitian yang dinaunginya, yakni Research Group. Melalui lembaga ini dirinya mendidik generasi muda yang memiliki concern dalam penelitian. Dalam Research Group tersebut ia menerapkan beberapa skema penelitian yakni penelitian dasar, penelitian terapan, pasca doctoral, dan penelitian kerjasama perguruan tinggi.
“Tim kami berusaha melakukan riset dengan baik dan mempublikasikannya pada jurnal high impact. Sehingga pembaca scientist dunia dapat mengakses dengan baik,” ungkapnya.
Selain Prof. Muhammad Nurdin, Resepsi Milad ke-109 Muhammadiyah juga memberikan Penganugrahan Penghargaan Muhammadiyah 2021 kepada ilmuwan lain yang namanya juga tercatat di 2 % Ilmuan Paling Berpengaruh di Dunia, yakni Prof. Agus Setyo Muntohar (Dosen UMY), dan Tole Sutikno (Dosen UAD), di mana profil singkat kedua ilmuwan tersebut sudah pernah dimuat di muhammadiyah.or.id.
Baca Juga : Pidato Pelantikan Rektor UAI periode 2021-2025 : Universitas Menghadapi Berbagai Tantangan
Discussion about this post