Bukan menjadi sesuatu asing lagi saat ini bahwa era digital dinikmati oleh berbagai kalangan. Dengan adanya pandemi Covid -19 yang menimpa banyak negara salah satunya Indonesia tentu WFH menjadi salah satu pilihan yang harus dilakukan guna mengurangi terjadinya penyebaran covid -19. Tak khayal jika banyak peneliti tidak bisa melakukan penelitian secara langsung untuk mengambil data. Sehingga, tidak sedikit peneliti memilih mengambil data secara online, selain memudahkan juga mengurangi terjadinya peneyebaran covid-19.
Pengambilan data secara online tentu memiliki resiko tersendiri yang disebebkan oleh banyak hal salah satunya yaitu bahasa. Penggunaan bahasa dengan konotasi negatif dan positif terkadang sudah tidak dapat dibedakan. Contoh sederhana jika peneliti ingin mengambil data di media sosial dan diketahui beberapa daerah menggunakan kata dengan konotasi negatif seperti “Jancok”. Kata ini tentu memiliki makna negatif hanya saja beberapa kalangan khususnya pada kalangan mileniel penggunaan kata “Jancok” sebagai bentuk euforia tersendiri. Sehingga jika peneliti tidak memahami bahasa serta budaya yang terjadi di masyarakat tentu akan berdampak pada kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, di era digital saat ini seringkali ditemukan pengambilan data secara online dengan menggunakan google form. Tidak ada yang salah akan hal ini, harusnya yang menjadi perhatian khusus disini yaitu peneliti mengawasi seberapa jauh kuesioner tersebut menyebar. Jika tidak dilakukan pengontrolan maka keusioner tersebut rawan diisi oleh orang yang bukan sasaran dari peneliti. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kesalahan peneliti dalam mengambil keputusan.
Ada beberapa cara atau tips yang harus dilakukan peneliti dalam mengambil data pada era digital diantaranya yaitu: Pertama, Peneliti harus memahami keadaan yang terjadi saat ini khususnya penggunaan bahasa. Bahasa dengan konotasi negatif belum tentu memiliki makna yang negatif. Kedua, jika pengambilan data dilakukan dengan menggunakan google form sebaiknya kerangka sample dibuat terlebih dahulu agar kuesioner tersebut tepat sasaran dan jika memungkinkan responden dihubungi secara langsung. Ketiga, jika membutuhkan data dari instansi pemerintahan sebaiknya mengirim email terlebih dahulu terkait permintaan data yang terbaru. Jangan sampai mengambil data di website instansi yang dituju dengan keadaan data yang tidak update tentu hal tersebut tidak akan relate dengan keadaan yang terjadi saat ini. Langkah-langkah tersebut merupakan sebagian kecil cara untuk mengurangi bias dalam melakukan penelitian di era digital.
Lukmanul Hakim (Dosen Sains Data Universitas Insan Cita Indonesia)
Baca Juga : Indonesia Jadi Tuan Rumah G20, Haedar Nashir Beri Tahniah untuk Presiden Jokowi
Discussion about this post