Hikmah dalam Mujarrobat
Mujarobat dalam kajian Islam masuk kategori miscellany (serba-serbi). Jadi mujarrobat itu masuk ilmu tidak standar dalam Islam. Disebut tidak standar karena mujarobat tidak diajarkan dalam pendidikan formal atau nonformal dalam lintasan sejarah Islam.
Perpaduan mujarobat dengan tradisi Tiongkok, India dan lokal dalam budaya Jawa melahirkan primbon. Primbon itu ada terjait dengan perhitungan masa, watak manusia hingga mantra atau rajah (tulisan-tulisan mistik). Di Barat, kajian semacam ini disebut okultisme.
Penghitungan masa itu terkait dengan ilmu nujum atau ilmu perbintangan. Asumsinya benda langit dan posisi bumi terhadap benda langit mempengaruhi nasib manusia sehingga lahir ilmu zodiac, perhitungan ala China hingga neptu.
Praktik penggunaan angka dan huruf juga sudah lama dipraktekkan masyarakat yang dipengaruhi kultur magi sampai pada kebatinan filosofis. Phytagoras dikenal sebagai filisuf penganut kebatinan yang menggunakan angka untuk menjelaskan ajaran mistik.
Penggunaan angka dan huruf sakral untuk mengusir sial atau makhluk halus itu dikenal dalam berbagai kebudayaan lama. Rajah dalam Islam menggunakan aksara hijaiyyah, sedangkan dalam tradisi China menggunakan aksara China.
Mantera dipakai secara luas oleh masyarakat kuno untuk berbagai kepentingan. Mantera dahulu menggunakan kata-kata unik atau rumusan yang ganjil. Dalam Islam, mantera itu menggunakan potongan ayat Alquran, seperti memadamkan api dengan bacaan: “Ya Naru Kuni Bardan wa salaman ala Ibrahim” atau mengusir ular dengan bacaan “Salamun ala Nuh fil Alamin”.
Mantera bisa juga simbol-simbol agama, seperti ajian qulhu geni, qulhu dergo atau mantra Sulaiman. Intinya mantra-mantra itu dipergunakan untuk menghilangkan gangguan pada manusia sebagai penyebab sakit. Karena dahulu ilmu kedokteran belum berkembang, orang beranggapan semua penyakit terkait dengan makhluk galus atau pengaruh kekuatan alam.
Ilmu mujarobat dalam Islam disebut juga hikmah. Oleh karena itu muncul kitab Manba’ Ushul al-Hikmah (Sumber Pokok Hikmah) tentang Mujarobat atau kitab wifq seperti al-Awfaq, dan Syamsul Maarif Kurbro .
Baca Juga : Ilmu Hikmah menurut Dosen FISIP UIN Walisongo Semarang – Bagian 4
Discussion about this post